Walau Ajukan PK, Chan dan Sukumaran Tetap Bisa Dieksekusi
Pada hari Rabu (28/1), Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan, ia tidak akan memberikan grasi kepada dua terpidana mati tersebut.
Pengajuan PK Chan dan Sukumaran dilakukan setelah nenek Sukumaran membuat permohonan bernada putus asa di Sydney, mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan untuk menyelamatkan hidup sang cucu.
"Saya tak memintanya untuk pulang ke rumah. Saya hanya meminta ia untuk memberinya hidup dan biarkan ia melakukan sesuatu di penjara. Jangan bunuh dia, jangan bunuh dia," pinta sang nenek.
Kedua warga Australia itu telah di penjara di Indonesia sejak tahun 2005, setelah mereka tertangkap dengan tujuh orang lainnya ketika mencoba menyelundupkan heroin dari Bali.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, telah melakukan upaya banding di depan publik bagi kelangsungan hidup 2 pria tersebut.
Ia mengatakan, keduanya "layak diampuni" dan "telah insaf".
Awal bulan ini, enam orang dieksekusi setelah grasi mereka ditolak bulan sebelumnya, dan diberi pemberitahuan kematian tiga hari sebelum eksekusi.
Seorang pejabat tinggi dari kantor jaksa agung Indonesia mengatakan, belum ada keputusan tentang terpidana mati mana yang akan dieksekusi selanjutnya.
Jaksa Agung Indonesia mengatakan, pengajuan PK atau Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh dua terpidana mati penyelundup narkoba asal Australia,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas