Walikota: Perempuan Ngangkang, Hilang Kelembutan

Walikota: Perempuan Ngangkang, Hilang Kelembutan
Walikota: Perempuan Ngangkang, Hilang Kelembutan
“Kalau terlihat mengangkang saat di bonceng naik sepeda motor, hilang citra kelembutannya seorang perempuan,” papar Suaidi.

Lebih lanjut disebutkan Wali Kota Lhokseumawe, yang diusung Partai Aceh (PA) dalam Pilkada Tahun 2012 lalu, timbulnya pro-kontra dalam penerapan ini dinilainya wajar-wajar saja.  “Orang tidur yang dibangunkan secara tiba-tiba saja, pasti terkejut. Namun, saya yakin ketentuan ini akan berjalan dengan baik kedepannya,” ujar Suaidi.

Ditambahkan,  menyangkut kenyamanan dan keselamatan bagi yang dibonceng, walikota memberi nilai justru lebih aman. “Pasti yang membawa akan lebih hati-hati lagi dengan tidak memacu sepmornya kencang.  Ambil saja contoh, lebih banyak yang mana mengalami kecelakaan antara sepmor dengan penumpang perempuan di bonceng  mengangkang atau duduk menyamping,” ujarnya.

 

Penerapan perempuan dilarang berboncengan di sepeda motor dengan duduk mengangkang, ternyata masih mendapat kelonggaran alias perlakuan istimewa. Suaidi Yahya mengatakan, aturan dikecualikan bila yang dibonceng perempuan sedang sakiy.  “Kalau tiba-tiba ada anak yang sakit dan hendak dibawa ke rumah sakit . Ya, wajar saja,” pungkasnya. (ung)
Berita Selanjutnya:
Angin Kencang Landa Dempo

LHOKSEUMAWE- Penerapan larangan perempuan mengangkang saat dibonceng sepeda motor (sepmor) tampaknya tidak main-main. Tak hanya bagi warga biasa, 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News