Wardah

Oleh Dahlan Iskan

Wardah
Dahlan Iskan dan Wardah. Foto: disway.id

jpnn.com - Begitu banyak yang serba kebetulan di balik melejitnya kosmetik Wardah. Tapi saya tidak setuju kalau itu disebut kebetulan. Seperti juga  suksesnya Rusto’s Tempe di Jepang itu.

Wardah kini begitu majunya. Pabriknya sudah 20 hektare. Karyawan ya sudah 11.000 orang. Sudah mengalahkan pemain asing di Indonesia.

Terpilih sebagai perusahaan yang growth-nya tercepat di dunia. Nomor 6 sedunia.

Adakah semua itu kebetulan? Kebetulan yang membuatnya  menjadi begitu besar dan kaya?

Saya tetap tidak mau menyebutnya kebetulan. Wardah kembali menjadi contoh saya. Yang sering saya sebut sebagai “kebetulan yang diusahakan”.

Bos besar Wardah, Ibu Nurhayati, menyebutnya sebagai pertolongan Tuhan.

Baca Juga:

Saya mendengarkan dengan antusias. Saat dia memberikan seminar di Surabaya. Sabtu lalu. Bersama saya. Di depan ibu-ibu Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia.

Menarik sekali pemaparannya. Ibu-ibu banyak sekali yang unjuk tangan: ingin bertanya.

Saat itu, tahun 2002, Wardah baru saja mulai ingin punya pabrik. Agar jangan industri rumahan lagi. Eh, rumahnya terbakar. Yang di pinggiran Jakarta Selatan itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News