Warga 2 Desa Iuran Bangun Jembatan Bambu, Duuuuh
Dia juga mengatakan, jika harus terus menunggu datangnya bantuan dari Pemkab Lebak yang hingga kini tidak juga diberikan, khawatir ratusan pelajar dari Desa Jayasari ketinggalan pelajaran.
”Mungkin orang dewasa masih bisa berenang untuk menyeberang. Namun, kalau anak anak kami khawatir terseret derasnya aliran Sungai Ciujung. Apalagi sekarang musim hujan,” paparnya juga.
Senada diungkapan H Rahmat, tokoh masyarakat Desa Muara Dua yang prihatin melihat nasib anak-anak sekolah warga Desa Jayasari yang harus bertarung nyawa untuk pergi ke sekolah.
”Sebenarnya sudah tidak pantas di era modern sekarang ini untuk pergi ke sekolah anak-anak harus bertarung nyawa mengarungi sungai. Apalagi, letak Kabupaten Lebak tidak begitu jauh dari Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara,” terangnya.
Sementara Iyas, kades Jayasari mengungkapkan jembatan gantung yang menghubungkan Desa Jayasari dan Desa Muara Dua ambruk akhir bulan lalu sudah berumur 21 tahun.
Sejak dibangun pada 1996 hingga 2017, belum pernah sekalipun jembatan gantung itu mendapatkan perawatan dari pemda setempat.
Padahal menurut kades, jembatan gantung itu itu sangat dibutuhkan warga, karena itulah akses satu satunya yang menghubungkan desa bertetangga di dua kecamatan tersebut.
”Ada sembilan kampung di Desa Jayasari. Setiap hari warga menggunakan jembatan gantung itu untuk pergi ke Pasar Muara Dua, termasuk anak-anak desa Jayasari bersekolah ke Kecamatan Cikulur,” terangnya.
Pembangunan jembatan bambu itu dilakukan warga dua desa itu agar anak-anak mereka dapat bersekolah.
- Enam Pasien DBD di Lebak Banten Meninggal Dunia, Dinkes Imbau Warga Gencarkan PSN
- Badai dan Gelombang Tinggi, Nelayan Tradisional Lebak Sudah Sepekan Tak Melaut
- Begini Kondisi Terkini Pesisir Kabupaten Lebak Pascagempa Magnitudo 5,7
- Dua Warga Badui Jadi Korban Gigitan Ular Berbisa, Begini Kondisinya
- Mantan Lurah dan Kepala Desa Se-Lebak Banten Siap Menangkan Ganjar-Mahfud
- Relawan Mas Bowo Gelar Senam Sehat dan Pembagian Bantuan di Lebak