Warga Indonesia Memilih Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Gotong Royong

Modal sosial ini, menurutnya, adalah semacam unsur penting untuk membuat sebuah negara bisa bergerak maju, lewat saling percaya sebelum bantuan uang, barang, dan teknologi datang membuat lompatan ke depan.
Ia menambahkan, kondisi pandemi seperti saat ini telah membuat rakyat Indonesia kembali ke modal sosialnya, yaitu gotong royong.
Namun peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengingatkan dilihat dari kapasitas fiskal negara, alokasi belanja Indonesia untuk perlindungan sosial memang sangat kecil.

"Sebelum COVID-19, rasio belanja sosial terhadap GDP Indonesia hanya 2,1%, terburuk di Asia. Itu artinya, tanpa COVID-19 saja secara fiskal jaring pengaman sosial kita tidak siap," kata Bhima kepada Hellena Souisa dari ABC.
"Menurut saya, munculnya berbagai solidaritas masyarakat itu karena mereka sadar kalau menunggu dari [bantuan] pemerintah terlalu lama dan sulit diharapkan," tambahnya.
Selain itu, menurut Bhima, masih banyak warga yang khawatir bantuan yang diterimanya akan dikorupsi.
Bhima berharap, dengan kapasitas yang terbatas, pemerintah bisa mengalokasikan anggaran bersadarkan skala prioritas.
Gotong royong, salah satu identitas budaya bangsa Indonesia, telah membuktikan sebagai modal bersama dalam menghadapi pandemi virus corona
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia