Warga Indonesia Tak Disarankan Masuk Australia dengan Cara Ini

Warga Indonesia Tak Disarankan Masuk Australia dengan Cara Ini
Mereka yang datang dari Indonesia ke Victoria diminta memeriksakan kesehatan bila mengalami masalah pernapasan akut. (AP: Mark Schiefelbein)

"Dari pengalaman saya, saya tidak sarankan untuk mengikuti cara ini, sebaiknya jangan," ujarnya.

Memanfaatkan celah selagi menunggu

Warga Indonesia Tak Disarankan Masuk Australia dengan Cara Ini Photo: Pemerintah Australia menduga banyak orang yang ajukan suaka malah bekerja dan dieksploitasi, seperti di perkebunan. (ABC Rural, Laura Poole)

 

Data yang diungkapkan Senator Keneally menunjukkan ada 37.913 orang yang sedang menunggu apakah klaimnya sebagai pencari suaka diterima atau ditolak, hingga akhir Januari 2020.

Sementara berdasarkan laporan parlemen mengenai agen imigrasi dan pendidikan tahun lalu disiniyalir ada perusahaan-perusahaan penyalur tenaga kerja dan sindikat kriminal memanfaatkan pencari suaka untuk bekerja secara ilegal, saat mereka sedang menunggu.

Proses pemeriksaan klaim pencari suaka biasanya memakan waktu yang cukup lama, bahkan bisa sampai 10 tahun, sehingga meninggalkan celah yang bisa dimanfaatkan pemohon suaka untuk bekerja.

Begitu mereka mendapatkan "bridging visa", otomatis memiliki hak kerja yang sama dengan warga Australia lainnya.

Menteri Alan Tudge menegaskan, Pemerintah Australia telah bekerja sama dengan negara lain, termasuk Malaysia, untuk mengatasi banyaknya klaim pencari suaka yang tidak memiliki bukti kuat.

"Sejumlah orang ingin mengeksploitasi tanggung jawab internasional kami dengan cara mengajukan klaim perlindungan tanpa dasar," ujarnya.

Modus pencari suaka ke Australia tampaknya telah bergeser, dari menggunakan perahu, kini naik pesawat terbang

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News