Peringati 21 Tahun Otonomi Lembata

Warga Lembata Diaspora Sedunia Luncurkan Buku Membangun Tanpa Sekat

Warga Lembata Diaspora Sedunia Luncurkan Buku Membangun Tanpa Sekat
Sejumlah warga Lembata diaspora se-dunia, Kamis (8/10/2020) lalu, meluncurkan buku berjudul ‘Membangun Tanpa Sekat”. Foto: Dok. co-editor sekaligus admin grup Ata Lembata, Ansel Deri.

“Buku ini, selain merupakan hasil refleksi kritis para penulis, ia hadir sebagai ajakan bagi para pembaca untuk membuat refleksi tentang Lembata di masa dulu, kini dan seperti apa Lembata nanti di masa depan. Ini penting agar julukan tak enak saat ini sebagai ‘kabupaten tertinggal’ atau meminjam judul buku Pastor Steph Tupeng Witin SVD, ‘negeri kecil salah urus’, bukan label tetap sepanjang masa,” kata Justin, dosen kelahiran Baolangu, Kecamatan Nubatukan.

Justin menambahkan, pilihan judul buku bertolak dari pemikiran bahwa Lembata adalah kabupaten dengan potensi kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam melimpah yang mesti diberdayakan dan dikembangkan untuk kemajuan masyarakat dan daerah. Para pemimpin setiap berganti rezim mesti membangun Lembata secara holistik dan integratif berpijak pada potensi daerah tanpa terjebak dalam pragmatisme politik pembangunan. Semua stakeholders lokal perlu disatukan dalam satu visi yang sama demi memajukan Lembata tanpa terjerumus dalam sekat-sekat primordialisme geopolitik.

“Buku ini hadir sebagai kado kecil bagi pemerintah dan rakyat Lembata selama 20 tahun perjalanan Lembata menjadi daerah otonom, pada 12 Oktober 2020, memasuki usia ke-21. Lembata resmi menjadi kabupaten otonom terlepas dari kabupaten induknya Flores Timur pada 12 Oktober 1999. Semoga melalui buku ini putra-putri Lembata baik yang tinggal di kampung maupun di luar tetap setia mencintai Lembata dengan caranya masing-masing sekecil apapun,” kata Justin, kolumnis harian The Jakarta Post, Ucanews, dan Canberra Times.

Sedangkan Ansel, co-editor sekaligus admin grup Ata Lembata, menambahkan, buku –Membangun Tanpa Sekat – terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi sejumlah tulisan antara lain, Lembata dan Kepemimpinan Melayani, Memanen Buah Otonom, Dua Puluh Tahun Otonomi Lembata, Wajah Lembata yang Perlu Dipoles, Pembelajaran Berbasis Motivasi, Guru Terima Kasih, Jokowi, Guru dan Lembata, dan Berguru Kearifan Tempo Doeloe.

Bagian kedua buku berisi artikel-artikel antara lain Kekuatan Budaya Lembata, Spiritualitas Ata Lembata, Pariwisata dan Kearifan Lokal, Selamat Datang Desa Budaya Leuwayang, Filosofi Tenun Tradisional, Lamalera dalam Konstruksi Konservasi, Politik yang Jauh dari Rakyat, dan Korupsi Awololong.

Sedangkan bagian ketiga meliputi delapan artikel yaitu Ketakutan Momok Pembangunan, Menelisik Tambang Emas di Lembata, Mengabdi Rakyat, Nasionalisme: Sebuah Pembaharuan Etis, Lembata yang Remaja, Balita yang Terancam ISPA dan Bahaya Rokok, Mengapa Orang Lembata Merantau, dan Sastra sebagai Sebuah Refleksi Kehidupan Manusia.

Menurut Ansel Deri, buku ini diterbitkan oleh Penerbit Ikan Paus Jakarta, ia hadir sebagai bentuk mini mencintai Lembata, tanah leluhur. Sekaligus bentuk tanggungjawab kepada para pejuang dan perintis sejarah perjuangan Lembata menjadi kabupaten otonom.

“Setelah perjuangan mencapai garis finish mengantar Lembata menjadi daerah otonom sejak 21 tahun lalu, kini saatnya semua elemen masyarakat berperan aktif dengan caranya masing-masing membangun Lembata tanpa sekat-sekat primordialisme kepentingan geopolitik. Buku ini bisa menjadi bahan bacaan masyarakat sekaligus mendukung gerakan literasi yang dicanangkan pemerintah,” kata Ansel Deri.(fri/jpnn)

Sejumlah warga Lembata diaspora se-dunia, Kamis (8/10/2020) lalu, meluncurkan buku berjudul ‘Membangun Tanpa Sekat'.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News