Warga Malaysia pun Ikut Mempertanyakan

Warga Malaysia pun Ikut Mempertanyakan
KETERANGAN - Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Malaysia Dato Seri Anifah bin Haji Aman, saat memberikan keterangan kepada wartawan Indonesia dan Malaysia, di Hotel Le Meridien, Kinabalu, Senin (6/9). Foto: Rustam/Radar Tarakan.
Cerita punya cerita, Mali adalah satu dari sekian juta penduduk Kinabalu yang memiliki garis keturunan warga Indonesia. "Nenek saya dari Sulawesi Selatan, tapi orang tua saya dah lama merantau ke Malaysia. Dulu, masih bolehlah tak punya IC, boleh bekerja. Dan sekarang saya penerus usaha orang tua," ceritanya.

Mali sendiri mengaku geram, karena perundingan tak mencapai klimaksnya. Baik itu dalam hal penegasan penyelesaian terhadap kasus penangkapan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia 13 Agustus lalu, maupun kasus-kasus lain yang melibatkan TKI sebagai korban. "Warga Malaysia sendiri sebenarnya juga tak suka dengan beberapa kejadian di Sabah ini. Namun apa daye, di Sabah ramai orang tak berani sesumbar menyampaikan aspirasi, apalagi berdemo," bebernya.

Sementara itu, Opius, TKI asal NTT yang bekerja di salah satu kilang minyak di Kinabalu, mengaku mengikuti pemberitaan di sejumlah media tentang perundingan damai RI-Malaysia di Hotel Le Meridien tersebut. Opius sendiri tak banyak berharap dengan hasil yang didapat kedua negara ini. Namun, ia menitip pesan, agar TKI yang saat ini bekerja di Sabah benar-benar mendapat perlindungan yang layak, aman dari perlakuan tidak wajar dari aparat Malaysia, serta terjamin mendapatkan upah yang memadai.

"Masih banyak TKI kita yang belum terakomodir oleh KJRI Sabah. Kasus-kasus itu sebenarnya lebih banyak lagi jika ditelusuri. Kenapa menteri kita tak pertanyakan itu? Pertegas hal itu, agar masalah TKI ini tidak terus-menerus berlarut-larut," sesalnya.

KUALA LUMPUR - Sejak awal, perundingan RI-Malaysia dalam Joint Ministry Commission di Kota Kinabalu, Senin (6/9), telah tercium aroma konsep setting

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News