Warga Myanmar di Australia Takut Perpanjang Paspor karena Tidak Mau Membahayakan Keluarga Mereka
Sejauh ini hanya Republik Ceko yang sudah mengakui.
Bulan Mei lalu Australia mengambil langkah untuk menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Myanmar, dengan tidak mengirim duta besar yang berkuasa penuh tapi hanya mengangkat Kuasa Usaha.
Bila NUG diakui, Dr Shwe berharap hal tersebut akan membuat kantornya yang baru dibuka bisa mengeluarkan paspor atau dokumen lain yang bisa memberikan ketenangan bagi warga Myanmar di Australia.
ABC sudah menghubungi Departemen Dalam Negeri Australia untuk mendapatkan komentar.
Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan mereka mendorong warga Myanmar untuk berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri terkait pilihan visa yang ada.
"Australia memiliki kebijakan mengakui negara, bukan pemerintahan," kata DFAT.
"Kami menghargai pentingnya untuk memahami banyaknya suara bagi demokrasi di Myanmar, dan pejabat Australia sudah berhubungan secara teratur dengan perwakilan NUG."
Nwayoo mengatakan, jika situasi di Myanmar sudah lebih aman, ia ingin pulang untuk memperbaiki negaranya.
Warga Myanmar yang menentang kudeta junta militer mengatakan kepada ABC bahwa mereka takut memperpanjang paspornya di kedutaan Myanmar di Australia
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka