Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag
Para Janda Tek Dung Ingin Bangun Rumah Baru
Selasa, 20 September 2011 – 08:08 WIB
Makna di balik bentuk itu adalah cita-cita dan harapan. Selain itu, bagi warga setempat, bunga melati selalu mendampingi setiap fase kehidupan manusia. Mulai lahir, menikah, hingga mati.
Monumen yang didirikan di atas lahan seluas 4.600 meter persegi tersebut melengkapi Taman Makam Pahlawan (TMP) Sampurna Raga. Berbeda dari TMP lainnya, jenazah-jenazah yang dimakamkan di TMP Sampurna Raga bukan prajurit TNI. Mereka adalah warga sipil yang menjadi korban kebrutalan tentara Belanda pada masa Agresi Militer II.
Tidak tanggung-tanggung, kebengisan tentara Belanda kala itu memakan korban 431 orang. Semuanya laki-laki. Baik yang sudah tua maupun yang masih remaja. Namun, tidak seluruh korban kejahatan perang tersebut dimakamkan di TMP. Berdasar catatan pengelola Monumen Rawagede, TMP Sampurna Raga hanya menampung 181 jenazah.
Akibat pembantaian tersebut, di Rawagede saat itu muncul lebih dari 150 janda. Seiring bertambahnya umur republik ini, sebagian janda Rawagede sudah meninggal. Mereka menyusul sang suami dan keluarga lainnya yang sudah menunggu di alam barzakh.
Harapan besar menghinggapi para janda dan ahli waris korban pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, Karawang, Jabar, setelah gugatan mereka
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri