Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut
Senin, 13 September 2010 – 09:33 WIB
Baca Juga:
Sekitar sebelas tahun lalu, rumah-rumah itu dibangun Kustoro untuk para istrinya. Tapi, sejak saat itu pula rumah-rumah tersebut tak pernah ditempati. Istri-istri Kustoro lebih suka tinggal satu atap di rumah inti. Akibatnya, saat ini bangunan itu pun terlihat kusam dan tidak terawat.
"Kami memang tidak pernah tertarik menempati rumah-rumah itu," ujar Ina Wiganti, istri kelima Kustoro, saat Jawa Pos berkunjung ke rumah keluarga Kustoro, pada hari pertama Lebaran lalu (10/9). "Terbiasa bersama-sama sekian lama, membuat kami merasa aneh kalau kami, istri-istri Pak Kustoro, harus tinggal di rumah yang berbeda," tambahnya.
Setelah istri kedua Kustoro, Siti Widiyantoro, meninggal, tujuh istri Kustoro masih tinggal satu atap di rumah inti. Sedangkan istri pertama, Siti Rochiyati, tinggal bersama salah seorang anaknya di Jogjakarta. Ketujuh istri Kustoro itu terlihat sangat rukun. Di antara mereka tak pernah terjadi konflik yang dipicu masalah harta, seperti gambaran keluarga yang suaminya berpoligami. Bahkan, sejak Kustoro meninggal pada Februari lalu hingga saat ini, tak pernah sekalipun terjadi pertengkaran yang dipicu oleh perebutan harta di antara para istri maupun anak-anak pria yang dijuluki lelananging jagat itu.
Konflik pada keluarga poligami sering terjadi karena dipicu perebutan harta. Tapi, ini tidak berlaku bagi keluarga Kustoro Raharjo dengan sembilan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor