Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut

Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut
Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut
   

Di seberang rumah inti itu terhampar sawah. Nah, di pinggir sawah itu ada sembilan rumah dengan bangunan yang hampir sama. Rumah-rumah tersebut dibikin berdempetan. Rumah-rumah itu juga masih merupakan aset keluarga Kustoro.

   

Sekitar sebelas tahun lalu, rumah-rumah itu dibangun Kustoro untuk para istrinya. Tapi, sejak saat itu pula rumah-rumah tersebut tak pernah ditempati. Istri-istri Kustoro lebih suka tinggal satu atap di rumah inti. Akibatnya, saat ini bangunan itu pun terlihat kusam dan tidak terawat.

   

"Kami memang tidak pernah tertarik menempati rumah-rumah itu," ujar Ina Wiganti, istri kelima Kustoro, saat Jawa Pos berkunjung ke rumah keluarga Kustoro, pada hari pertama Lebaran lalu (10/9). "Terbiasa bersama-sama sekian lama, membuat kami merasa aneh kalau kami, istri-istri Pak Kustoro, harus tinggal di rumah yang berbeda," tambahnya.

   

Setelah istri kedua Kustoro, Siti Widiyantoro, meninggal, tujuh istri Kustoro masih tinggal satu atap di rumah inti. Sedangkan istri pertama, Siti Rochiyati, tinggal bersama salah seorang anaknya di Jogjakarta. Ketujuh istri Kustoro itu terlihat sangat rukun. Di antara mereka tak pernah terjadi konflik yang dipicu masalah harta, seperti gambaran keluarga yang suaminya berpoligami. Bahkan, sejak Kustoro meninggal pada Februari lalu hingga saat ini, tak pernah sekalipun terjadi pertengkaran yang dipicu oleh perebutan harta di antara para istri maupun anak-anak pria yang dijuluki lelananging jagat itu.

Konflik pada keluarga poligami sering terjadi karena dipicu perebutan harta. Tapi, ini tidak berlaku bagi keluarga Kustoro Raharjo dengan sembilan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News