Waspada, Makanan Rendah Nutrisi Rentan Picu Kanker

Waspada, Makanan Rendah Nutrisi Rentan Picu Kanker
Fast Food. Foto IST

jpnn.com - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi makanan rendah nutrisi rentan mengalami kanker. Meski demikian, hal ini tidak semata-mata salah. Dalam kasus ini produsen makanan juga ikut berperan dalam menyediakan produk makanan yang tidak mengandung nilai gizi.

Sekarang sedang dilakukan upaya di banyak negara berkembang untuk menegakkan label makanan yang jelas guna menentukan nilai gizi. Badan Standar Makanan Inggris sudah mengembangkan sistem pencitraan nutrisi sebagai cara untuk memastikan bahwa konsumen dapat melihat dengan jelas nilai gizi dari produk makanan apa pun.

Sistem ini memungkinkan konsumen untuk memilih makanan yang tepat sesuai dengan yang tertulis di kemasan produk. Gerakan ini juga sebagai upaya agar orang-orang mau memilih produk dengan tingkat gizi baik daripada jenis makanan yang rendah nutrisi.

Sistem yang serupa dengan FSAm-NPS juga telah diadopsi oleh Prancis dan baru-baru ini Belgia. Akan tetapi, banyak negara belum menerapkan skema serupa.

Makanan rendah nutrisi berisiko picu kanker

Saat ini sejumlah temuan mengkhawatirkan kian memperkuat pemikiran adanya peningkatan risiko kanker dengan konsumsi makanan bergizi rendah. Hal ini dapat memberikan bukti kuat bagi pembuat kebijakan untuk mendorong dicantumkannya nutrisi dalam label makanan.

Studi baru dilakukan oleh Mélanie Deschasaux di Institut Nasional Prancis mengenai Kesehatan dan Penelitian Medis di Paris, bekerja sama dengan spesialis dari berbagai lembaga penelitian lainnya. Mélanie dan rekan menerbitkan hasil penelitian mereka di jurnal “PLOS Medicine”.

Para peneliti menganalisis data dari 471.495 peserta yang mengikuti penelitian European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Periode tindak lanjut rata-rata adalah 15,3 tahun, dan para relawan memberikan informasi tentang kebiasaan diet mereka serta informasi medis terkait lainnya, termasuk riwayat kanker.

Dalam kasus ini produsen makanan juga ikut berperan dalam menyediakan produk makanan yang tidak mengandung nilai gizi.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News