Waspadai Munculnya ideologi Pengganti Pancasila
Bamsoet mengajak semua pihak untuk berjuang bersama mengatasi kesenjangan sosial yang masih terjadi di masyarakat. Pemerintah sudah bekerja keras menurunkan angka gini ratio dari 0,41 menjadi 0,38. Tetapi, diakuinya, kesenjangan sosial dan ekonomi masih tetap ada di masyarakat.
“Kita harus berjuang untuk mengubah nasib 27 juta lebih saudara-saudara kita yang masih di bawah garis kemiskinan," ujarnya.
Kebijakan ekonomi berkeadilan harus didorong, dan program redistribusi aset dijalankan. Demikian pula pemberdayaan UMKM dan pengentasan kemiskinan harus disukseskan.
“IMM bersama organisasi kemahasiswaan yang lain harus hadir untuk memberi solusi,” ungkap Bamsoet.
Lebih jauh, Bamsoet meminta IMM menjadi tenda besar bagi kemajemukan kaum muda Indonesia. IMM harus menjadi pionir terdepan di kalangan generasi muda untuk merangkul semua kelompok, golongan, etnis dan agama. IMM juga harus mampu membangun kehidupan berbangsa yang sejuk dan damai.
“Mari kita perkuat kembali sendi-sendi kebangsaan, membangun solidaritas dan kebersamaan sebagai bangsa. Kita harus tempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan. Kita adalah Indonesia,” ujar Bamsoet.
Bamsoet mengakhiri sambutannya dengan berpantun.
“Mahasiswi cantik beli kuini.
Kuini dibeli di tengah pasar.
Dari Jauh saya datang kesini,
karema IMM rayakan milad Akbar.
Bamsoet mengajak semua pihak untuk berjuang bersama mengatasi kesenjangan sosial yang masih terjadi di masyarakat.
- Ketua MPR Bamsoet Gelar Open House Idulfitri, Sejumlah Tokoh hingga Dubes Hadir
- Ketua MPR: Momen Idulfitri Sebagai Perekat Silaturahmi Kebangsaan
- Wamenaker Imbau Perusahaan Terus Fasilitasi Mudik Gratis bagi Pekerja
- Oposisi Dalam Demokrasi Pancasila
- Catatan Ketua MPR: Mencari Jalan Baru untuk Melindungi Penerimaan Negara
- Hadiri Seribu Hari Wafatnya Harmoko, Ketua MPR Bambang Soesatyo Kenang Momen Ini