Wiranto Terinspirasi Briptu Norman

Hanura Genjot Pencitraan, Menang-Kalah Urusan Belakangan

Wiranto Terinspirasi Briptu Norman
Wiranto Terinspirasi Briptu Norman
Wiranto sadar bahwa upaya Hanura dengan membentuk media center itu belum tentu bisa memenangi Pemilu 2014. "Kalah atau menang itu urusan lain. Tapi yang penting masyarakat tahu ada kekuatan moral yang hendak melakukan perbaikan. Dan ini perlu disosialisasikan," ucapnya.

Sementara dalam sesi diskusi yang masih satu rangkaian dengan acara peresmian media center Hanura, pakar marketing politik dari Universitas Indonesia, Firmanzah mengatakan, pada 2014 nanti akan banyak pemilih pemula yang sangat melek dengan informasi teknologi (IT). Menurutnya, usia mereka saat ini sekitar 14-16 tahun.

"Pada 2014 nanti mereka yang sangat melek IT akan menjadi pemilih pemula yang harus mulai digarap. Pendekatan generasi ini beda denan nelayan atau buruh tani," ucapnya.

Dekan Fakultas Ekonomi UI itu menambahkan bahwa citra yang pernah jatuh tetap bisa dibangung ulang. Namun demikian Firmanzah juga mengingatkan, upaya untuk membangun ulang citra itu juga bergantung tentang cara mengefektifkan peran media. "Ujung tombak Hanura akan berpulang pada efektivitas media centernya," ucapnya.

Sedangkang pengamat politik yang juga peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menyatakan, sudah sejak 2004 lalu Indonesia memasuki era telepolitik. Menurutnya, istilah telepolitik mulai muncul saat debat kandidat presiden AS, Richard Nixon melawan John F Kennedy. Namun fenomena telepolitik baru merambah Indonesia pada Pilpres 2004, ketika Debat Capres disiarkan langsung oleh televisi.

JAKARTA - Popularitas Briptu Norman pascakemunculan video lipsync di YouTobe ternyata turut menginspirasi Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News