Wisata Sejarah Kalah Bersaing Dengan Mal

Wisata Sejarah Kalah Bersaing Dengan Mal
Wisata Sejarah Kalah Bersaing Dengan Mal
MAKASSAR -- Minat para wisatawan untuk berkunjung ke Makassar, terus mengalami peningkatan, khususnya wisatawan domestik, dari wilayah Indonesia Timur. Sayangnya, Pemerintah Kota masih perlu membenahi, dan menambah daya tarik sejumlah lokasi wisata sejarah dan religi yang masih kurang diminati.

Ketua DPD Asosiasi Industri Perjalanan Wisata (Asita) Sulawesi Selatan, Didi Leonardo Manaba, menjelaskan, khusus di Makassar, para wisatawan domestik kebanyakan memilih berbagai lokasi wisata moderen, seperti Trans Studio, Tanjung Bunga, Bugis Waterpark, dan sejumlah Mall. Objek wisata sejarah yang favorit hanya Benteng Rotterdam.

"Padahal, banyak agen wisata kita yang menyediakan paket berkunjung ke objek wisata seperti Makam Pangeran Diponegoro, Makam Raja-raja Tallo, Masjid Al Markaz, Masjid Raya Makassar, serta objek wisata lainnya," kata dia. Sayangnya, objek wisata tersebut kurang diminati wisatawan.

Menurut Leonardo, lokasi wisata moderen seperti pusat perbelanjaan, serta dibukanya lokasi rekreasi hiburan Trans Studio, dan Bugis Waterpark,  memang telah berkontribusi meningkatkan jumlah wisatawan di Makassar. "Wisatawan yang murni hanya untuk berwisata di Makassar, kita perkirakan mencapai hampir ribuan, setiap bulan. Itu di luar dari pengunjung yang secara kebetulan datang untuk kepentingan bisnis atau kegiatan, lalu melakukan wisata," kata dia. Peningkatan jumlah wisatawan, lanjutnya, mencapai pertumbuhan 5 persen setiap bulan, khususnya saat pertengahan hingga akhir tahun.

MAKASSAR -- Minat para wisatawan untuk berkunjung ke Makassar, terus mengalami peningkatan, khususnya wisatawan domestik, dari wilayah Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News