WN Malaysia Pelaku Perampokan Emas 6 Kg Tidak Bisa Dibawa ke Indonesia

WN Malaysia Pelaku Perampokan Emas 6 Kg Tidak Bisa Dibawa ke Indonesia
Direskrimum Polda Banten Kombes Pol Novri Turangga (kiri) dan Kabid Humas Kombes Pol Edy Sumardi saat menunjukkan gambar pelaku perampokan Toko Emas Permata Balaraja di Mapolda Banten. Foto: Radar Banten

jpnn.com, SERANG - Polres Kota Tangerang telah mengungkap kasus perampokan Toko Emas Permata di Balaraja. Dua pelaku adalah Muhammad Nazri Fadzil Rahman atau MNFR, 26, dan Muhammad Nur Iskandar atau MNI, 24, yang merupakan warga negara Malaysia. Mereka beraksi setelah belajar merampok di YouTube dan memanfaatkan aplikasi Waze dan Google Street View untuk mencari sasaran.

Tujuan perampokan pelaku pun terungkap. Mereka berencana mengumpulkan uang guna mencari kerja ke Jepang.

Dalam rilis kasus, polisi menunjukkan barang bukti perampokan enam kilogram emas di Tangerang. Barang bukti itu di antaranya rekaman CCTV, korek api berbentuk senjata jenis revolver, korek api berbentuk senjata jenis Beretta, satu unit mobil warna putih, enam buah baki emas, dan 34 dudukan gelang.

BACA JUGA: Perampok Emas 6 Kg di Tangerang Ternyata WN Malaysia

Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif mengatakan, dua pelaku ditangkap pada 2 Juli 2019 hasil koordinasi Polri dengan Polisi Diraja Malaysia.

“Dalang dari perampokan ini adalah MNFR. Pelaku ingin mencari modal agar bisa bekerja di Jepang, kemudian ia merencanakan perampokan. Untuk melancarkan aksinya, dia belajar strategi di YouTube dari aksi-aksi perampokan yang ada di Indonesia,” kata Sabilul, saat konferensi pers di Mapolresta Tangerang, Kamis (11/7).

Setelah belajar di YouTube, kemudian MNFR mencari teman yang berpengalaman melakukan perampokan. Ia kemudian bertemu MNI yang direkomendasikan oleh temannya, Mustofa. MNI merupakan residivis kasus serupa di Malaysia.

“Setelah dikenalkan dan bertemu, MNI bersedia merampok dengan kesepakatan MNFR menanggung semua biaya proses perampokan tersebut. Mereka sepakat dan kemudian memilih Indonesia. Indonesia dipilih lantaran MNFR pernah berkunjung pada 2013 dan 2015,” terang Sabilul.

Kedua pelaku, MNFR dan MNI, sempat merencanakan perampokan di daerah Kota Serang, namun akhirnya target dipindah ke Balaraja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News