WNI Keturunan Tionghoa Rayakan Imlek Secara Sederhana di Australia

WNI Keturunan Tionghoa Rayakan Imlek Secara Sederhana di Australia
Sembahyang menjelang Tahun Baru Imlek digelar di wihara Providence Maitreya Buddha Missionary Institutes di kawasan Surrey Hills. (ABC News: Erwin Renaldi)

Ada pula kue keranjang yang teksturnya lengket dengan harapan hubungan saudara yang tetap erat. Tak ketinggalan juga jeruk sebagai simbol kemakmuran dan ikan.

"Ikan dalam Bahasa Mandarin adalah Yu, dan dalam peribahasa China ada istilah nian nian you yu, yang berarti rezeki bertambah setiap tahun."

WNI Keturunan Tionghoa Rayakan Imlek Secara Sederhana di Australia Photo: Trinita Chen makes traditional Chinese cupcakes for the Lunar New Year. (Supplied: Trinita Chen)

 

Tradisi lain yang masih dipegang oleh Trinita adalah membuat kue mangkok, dikenal sebagai 'Fa Gao' atau 'Huat Kwe' yang akan ia bawa ke Vihara sebagai sajian saat sembahyang.

"Kue mangkok tidak gampang mekar. Jadi biasanya kalau bisa mekar [saat membuatnya], artinya di tahun itu rezeki akan lancar," Trinita menjelaskan.

Tapi selain ritual-ritual yang dilakukannya menjelang tahun baru, ada pula sejumlah larangan yang ia hindari.

Diantaranya mencuci rambut, memangkas rambut, menyapu atau membersihkan rumah, yang harus dilakukan sebelum Imlek.

"Dilarang menyapu pada hari Imlek karena itu artinya menyapu rezeki di tahun baru," kata Trinita saat ditemui di Wihara Providence Maitreya Buddha Missionary Institutes di kawasan Surrey Hills, Jumat malam (24/01).

Tahun Baru Imlek bukanlah hari libur nasional di Australia Tapi warga keturunan Tionghoa, termasuk asal Indonesia, tetap merayakannya meski jauh dari keluarga besar.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News