Wong Cilik Menjadi Sumber Inspirasi Bung Karno

Wong Cilik Menjadi Sumber Inspirasi Bung Karno
Dr. Retor A.W Kaligis, M.Si, Dosen Fikom Universitas Pancasila, dalam ‘Talkshow & Musik Bung Karno Series’ Episode ke-19 bertema "Bung Karno dan Wong Cilik" yang dipandu oleh Rizka, Sabtu (19/6). Foto: Istimewa.

Bung Karno, kata dia, tumbuh dalam didikan wong cilik.

Bung Karno diajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi di antara sesama dalam arti yang luas.

Perasaan dan sikap Bung Karno untuk selalu berpihak kepada sesamanya itu semua didapatkan di lingkungan wong cilik.

Retor menambahkan ketika Soekarno pergi ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi, meskipun pada ruang, waktu, dan tempat yang berbeda, perhatian Bung Karno tidak pernah terlepas dari wong cilik.

Jadi, kata dia, ketika Bung Karno kuliah di Bandung itu tidak hanya sekedar duduk di kampus untuk mempelajari ilmu-ilmu yang baru.

Namun, Bung Karno turut serta terjun dan bergaul dengan masyarakat sekitar.

“Ketika kuliah di bandung tak sekadar kuliah di kampus, beliau juga menyaksikan penderitaan wong cilik. Ketika itu Bung Karno bertemu dengan seorang petani yang bernama Marhaen,” jelas Retor.

Penulis buku Marhaen dan Wong Cilik itu menjelaskan ketika Bung Karno bersekolah di Technische Hoogeschool (THS), banyak menyaksikan pemandangan-pemandangan yang pahit.

Gagasan Bung Karno saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia banyak diilhami kehidupan rakyat kecil yang tertindas kondisi sosial ekonomi atau yang biasa disebut wong cilik. Bung Karno pun menjadikan wong cilik sebagai inspirasinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News