Wow! Alat Deteksi Kanker Serviks Temuan Pakar DNA LIPI

Wow! Alat Deteksi Kanker Serviks Temuan Pakar DNA LIPI
Sukma Nuswantara memperlihatkan alat deteksi kanker serviks temuannya di kompleks kantor LIPI di Cibinong, Bogor, Senin pekan lalu (27/6). Foto: Hilmi Setiawan/JAWA POS

Meskipun belum ada kontrak produksi masal, Sukma sudah membuat prototipe alat deteksi dini kanker serviks miliknya. Kit deteksi dini itu terdiri atas empat varian atau jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. 

Kit nomor 1 digunakan untuk skrining umum. Fungsinya untuk mengetahui seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, apakah memiliki virus HPV atau tidak. 

”Jika hasilnya negatif, tidak perlu dilanjutkan ke kit nomor 2 dan seterusnya,” kata dia. Hitung-hitungan sementara, kit itu dibanderol Rp 300 ribu atau sama dengan ongkos pap smear.

Kit nomor 2 digunakan bagi orang yang positif memiliki virus HPV untuk dipastikan apakah kategori ganas atau jinak. Upaya tersebut bisa dilakukan sejak awal sebelum sel yang diserang virus itu masuk fase prakanker. 

Kit nomor 3 digunakan jika HPV seseorang kategori jinak yang bisa mengakibatkan kondiloma. Yang terakhir adalah kit nomor 4: untuk vaksin pencegahan kanker serviks.

Mekanisme kerja kit deteksi kanker serviks itu tidak terlalu rumit. Di dalam setiap dus kit tadi, ada beberapa tabung ampul kecil seukuran jari kelingking orang dewasa. Bagian dalam tabung itu sudah diberi cairan yang berisi primer cocktail. Nah, cara kerjanya adalah darah seseorang dimasukkan ke tabung tersebut. 

Kemudian, tabung yang berisi sampel darah bercampur primer cocktail itu diproses di mesin polymerase chain reactor (PCR). Di dalam PCR tersebut, molekul atau DNA HPV akan diduplikasi menjadi miliaran molekul. Semakin banyak molekul HPV yang berhasil diduplikasi memudahkan dokter untuk memastikan seseorang itu berpotensi kanker serviks atau hanya kondiloma.

Berbekal ilmu yang mendalam soal DNA, Sukma memiliki pekerjaan sampingan di luar jam kerja yang baginya mengasyikkan. Yakni menjadi juru pengecekan DNA di sebuah rumah sakit swasta di Bandung. ”Setiap akhir pekan saya pulang ke Bandung. Keluarga saya di Bandung,” terangnya.

SALAH satu penyakit yang ditakuti kaum hawa adalah kanker serviks atau leher rahim. Ahli deoxyribonucleic acid (DNA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News