Wow! Narkoba dari Indonesia Ternyata Pernah Ngetren Banget di Eropa

Wow! Narkoba dari Indonesia Ternyata Pernah Ngetren Banget di Eropa
Mensos Khofifah Indar Parawansa. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Narkoba jenis ekstasi produksi Indonesia ternyata sempat sangat populer di negara-negara Benua Eropa. Namun itu terjadi sekitar 20 tahun lalu, ketika pemerintah belum menyadari adanya industri narkoba yang berkembang di tanah air.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Balai Kota DKI, Jumat (10/6). Wanita yang 20 tahun lalu duduk di kursi ketua Komisi VIII DPR itu menceritakan pengalamannya menghadiri Konferensi Badan Pengawas Narkotika Internasional atau International Narcotics Control Board (INCB) di Wina, Austria.

"Saya diundang ke INCB. Dua menteri dari Eropa menyebut bahwa ekstasi yang sangat disuka di negeri beliau adalah ekstasi produk Indonesia," ujar Khofifah.

Namun, Khofifah enggan menyebut negara Eropa mana yang saat itu ketagihan dengan ekstasi buatan Indonesia. Yang pasti, pengguna suka karena reaksi yang dihasilkan ekstasi buatan Indonesia begitu cepat. "Apa yang membuat ekstasi Indonesia disukai, karena ada campuran racun tikus dan kaca yang digerus. Racun tikus itu kontraksi ke otak cepat, sedangkan kaca yang digerus ke ususnya yang cepat. Jadi reaksinya yang cepat," jelasnya.

Disayangkan Khofifah, pemerintah Indonesia sendiri telat menyadari bahwa sudah ada produsen ekstasi lokal yang mengekspor ke negara-negara di Eropa. Banyak pihak memercayai jika pil haram itu buatan luar negeri. "Seringkali kita diberi informasi seperti itu. Ekstasi dari luar negeri mampir ke Indonesia. Padahal, kita saat itu sudah menjadi produsen," katanya.

Khofifah mengakui pemerintah terkadang telat menyikapi fakta yang ada lapangan. Hingga kemudian semakin memburuk baru bertindak. Padahal, menurut dia, pada 1987 ada kesepakatan semua negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (Asean) untuk fokus pada rehabilitasi bagi pengguna narkotika dan bahan obat berbahaya.

"1987 Asean sudah bersepakat fokus rehabilitasi, berarti korbannya sudah banyak. Ini loh keterlambatan kita di dalam menyikapi fakta lapangan," ucapnya.

Karenanya, untuk menghindari maraknya peredaran narkoba di Indonesia, Khofifah yang juga ketua umum PP Muslimat Nahdloatul Ulama (NU) menginstruksikan seluruh kader dapat menjadi laskar anti narkoba.

JAKARTA - Narkoba jenis ekstasi produksi Indonesia ternyata sempat sangat populer di negara-negara Benua Eropa. Namun itu terjadi sekitar 20 tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News