Wulan Malam

Oleh: Dahlan Iskan

Wulan Malam
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Setelah nikmat lewat, kata Alung, Wulan mengatakan isi hatinyi: ingin pisah.

Baca Juga:

Alung, katanya kepada polisi Bogor, tidak bisa menerima perpisahan. Mereka bertengkar. Cakar-cakaran. Alung sampai menggigit hidung Wulan. Luka. Berdarah. Tepercik ke sprei di ranjang.

Mungkin Alung tidak ingin hidung itu milik orang lain.

Alung lebih kuat. Dia tindih Wulan. Dia tutup muka Wulan dengan bantal. Dia tindih. Meronta. Tidak bisa bernapas. Lemas.

Alung tahu Wulan sudah tidak bisa bergerak. Meninggal.

Masih jam 01.00 dini hari. Di luar sedang hujan. Dia pun terbaring di sisi jenazah Wulan. Dia harus berpikir apa yang mesti dilakukan.

Menjelang pukul 03.00 dia keluar kamar. Naik sepeda motor. Alung mendatangi temannya: minta tolong untuk membawa Wulan ke rumah sakit. Atau ke rumah orang tua Wulan.

"Wulan kecelakaan motor," kata Alung kepada temannya.

ASMARA tidak mengenal masa kampanye capres-cawapres. Itu yang terjadi di Bogor. Alung membunuh Wulan -sapaan Putri Wulandari. Karena asmara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News