Wuling Buka-bukaan soal Potensi Besar Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia

Wuling Buka-bukaan soal Potensi Besar Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia
Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE 2023) membahas potensi pasar kendaraan listrik, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9). Foto: dok KataData

Dian mengingat kehadiran sejumlah kebijakan terkait kendaraan listrik sejak 2019. Kini pun pengembangan kendaraan listrik lebih mudah karena bisa mencontoh rekam jejak negara lain, seperti Tiongkok yang ekosistemnya lebih mapan.

“Sangat memungkinkan pasar kendaraan listrik di Indonesia tumbuh masif,” tutur Dian.

Di dalam sesi diskusi SAFE 2023 soal kendaraan listrik ini, turut hadir Presiden Direktur Harita Nickel Roy A. Arvandy.

Dia memaparkan soal potensi Indonesia untuk membangun ekosistem kendaraan listrik secara terintegrasi karena RI memiliki cadangan nikel besar.

Roy menyebutkan cadangan nikel di Indonesia mencapai 17 miliar ton. “Ini saya rasa satu kontribusi yang besar nanti buat depan industri EV dan baterai EV di Indonesia,” ujarnya.

Harita Nickel adalah perusahaan yang fokus kepada produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Dua komoditas ini penting untuk menjadi bahan baku pembuatan precursor yang selanjutnya diolah menjadi katoda, hingga akhirnya menjadi baterai.

Namun, sejauh ini Indonesia belum memiliki pabrik precursor. Alhasil, imbuh Roy, nikel sulfat dan kobalt sulfat yang diproduksi Harita Nickel 100 persen harus diekspor.

Harita Nickel berharap ada investor yang masuk dan berminat membangun pabrik precursor. Hal ini menjadi penting demi mengisi kekosongan rantai produksi baterai kendaraan listrik.

Wuling mengakui potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia terbilang cukup menjanjikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News