Yakin Pencuri Fosil Bukan Pemain Kecil

Yakin Pencuri Fosil Bukan Pemain Kecil
Yakin Pencuri Fosil Bukan Pemain Kecil
Selama ini, di Sangiran, Kalijambe, Sragen, memang menjadi lahan empuk bagi pencuri fosil. Karena di lahan yang memiliki luas 5600 hektare tersebut banyak sekali fosil manusia dan binatang purba. Meski pada 6 Desember 1996 Sangiran telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (World Culture Heritage), akan tetapi lahan seluas itu masih menjadi tempat tinggal masyarakat setempat.

’’Sifat tanah itu memang bukan milik pemerintah, masih milik swasta dan masyarakat. Akan tetapi, kalau mengambil fosil baik manusia dan binatang purba, risikonya pidana,’’ jelas wanita berdarah Batak tersebut.

Lebih lanjut wanita yang baru menduduki posisi dirjen Sepur dua bulan terakhir ini mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan agar situs fosil yang ada di Sangiran diawasi dan dipelihara. ’’Selama ini penemuan dari fosil-fosil tersebut juga tidak melulu ada pada tanah yang 5600 hektare tersebut, akan tetapi di luar itu juga banyak,’’ jelas Junus Satrio Atmodjo, direktur Peninggalan Purbakala.

Dia juga menjelaskan, Indonesia menjadi pemilik fosil manusia purba tertinggi di dunia. Sehingga, keinginan pihak luar untuk mencuri fosil dari Indonesia juga sangat tinggi. ’’Karena masyarakat kita butuh uang segera, sehingga walau pun sudah kita berikan edukasi untuk tidak menjual fosil-fosil apalagi ke pihak luar, akan tetapi mereka tidak peduli,’’ ungkap pria paro baya tersebut.

JAKARTA -- Pencurian fosil situs binatang purba yang berhasil digagalkan aparat pada Rabu petang (13/10) mendapat apresiasi Direktorat Jenderal Sejarah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News