Yaman

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Yaman
Anies Baswedan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak ada satu suku, ras, atau agama yang boleh mendominasi lainnya. Bung Karno suka menyebut semboyan ala The Three Musketeers “All for One and One for All, semua untuk satu dan satu untuk semua.

Dibanding dengan respons terhadap radikalisme, respons negara terhadap rasisme bisa disebut minim.

Program-program anti-radikalisme disusun dengan strategi yang rapi dengan anggaran yang mencukupi. Semua kekuatan dan lini digerakkan, mulai dari kementerian, kepolisian, dan TNI.

Negara bertindak tegas terhadap organisasi yang dianggap radikal dan langsung memberangusnya. 

Negara sigap mengadang organisasi yang dianggap mengancam eksistensi NKRI dan Pancasila dan dengan sangat cekatan membubarkannya.

Ketika so called radikalisme itu masih berupa ucapan pun sudah dimata-matai dan langsung ditangkap. 

Razia besar-besaran dilakukan secara strategis dan masif. Patroli akan dilakukan bukan hanya secara fisik tetapi juga secara virtual. 

Kekuatan polisi dan TNI dianggap belum cukup, maka sejenis kekuatan milisia pun digerakkan dalam bentuk pam swakarsa untuk memata-matai rakyat.

Orang-orang yang mengolok-olok Anies Baswedan dan Tsamara Amany dengan menyebut ‘'orang Yaman’ harus segera ditindak dan dihukum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News