Yang Perlu Anda Ketahui tentang Sakit Maag, Jangan Sepelekan

Yang Perlu Anda Ketahui tentang Sakit Maag, Jangan Sepelekan
Sakit maag. Ilustrasi Foto: Pixabay

Selama satu minggu lebih dia harus mendapat transfusi darah kemudian dilanjutkan dengan pengobatan selama tiga bulan. Sejak saat itu, dia berusaha tak mengonsumsi makanan pedas lagi. “Kapok, jadi dikurang-kurangin.”

Dia pun bersyukur, jika waktu tak segera ditangani bisa bahaya. Meski demikian, dia merasa lambungnya sudah tak seperti dulu lagi, kuat menerima makanan pedas.

Dia pun berpesan jangan pernah menunda makan atau merusak pola makan karena itu berbahaya. Luka di lambungnya tersebut disebabkan kebiasaan melewatkan sarapan atau makan siang selama beberapa tahun, terhitung sejak masuk universitas, 2013 lalu. “Jadi jangan sampai disepelekan,” pesannya.

Gastritis atau biasa dikenal dengan sakit maag sering kali dianggap remeh dan tak ditangani dengan serius lantaran tak berdampak apa-apa.

Menurut Hirlan dalam Ilmu Penyakit Dalam (Jilid II Edisi 4, 2014, hal 68–71) gastritis memang dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Namun, kebiasaan tersebut merupakan awal dari suatu penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.

Celine adalah satu dari jutaan warga Indonesia yang mengalami itu. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2012, gastritis merupakan penyakit dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 30.154 kasus (4,9 persen).

Sementara itu, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2004 menyebut, insiden gastritis di dunia sekitar 1,8–2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Dari penelitian tersebut disebutkan Indonesia berada di urutan pertama dengan angka 40,8 persen atau prevalensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk ketika itu.

Lalu di urutan kedua ada Kanada 35 persen, kemudian diikuti oleh Tiongkok memiliki tingkat kejadian sebanyak 31 persen, Prancis 29,5 persen, selanjutnya Inggris sebanyak 22 persen, dan Jepang 14,5 persen.

Sakit maag lebih disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, dengan gejala antara lain mual, kembung, cepat kenyang, dan kurang nafsu makan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News