Yudi Latif: Seharusnya TNI Bisa Menjadi Motor Rekonsiliasi Perpecahan Anak Bangsa

Yudi Latif: Seharusnya TNI Bisa Menjadi Motor Rekonsiliasi Perpecahan Anak Bangsa
Yudi Latif. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan Muda Yudi Latif menyatakan Universitas Pertahanan (Unhan) bisa menjadi pusat pembumian semangat Bung Karno dan Pancasila.

Eks Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu juga meminta TNI menjadi lokomotif pemecah kebuntuan di tengah masyarakat.

"Army harus menjadi leaders. Menjadi mobilisasi untuk mengisi negara ini dengan nilai-nilai Pancasila seperti yang dilakukan Founding Father," kata Yudi Latif saat mengisi Seminar Nasional Memperingati Hari Kelahiran Pancasila bertema 'Api Semangat Pancasila dalam Bela Negara' yang dilaksanakan di Auditorium Unhan RI, Selasa (1/6).

Yudi melihat saat ini sudah terjadi perpecahan antaranak bangsa dan rasa tidak saling percaya. Sebenarnya pada momen seperti ini, Yudi mengharapkan sosok Sudirman itu hadir di TNI. Sudirman dianggap mampu memecah kebuntuan tersebut.

"Di mana kekuatan-kekuatan pertahanan negara jadi kekuatan rekonsiliasi nasional, tetapi tidak ikut campur dalam urusan politik praktis," tambahnya.

Lebih jauh Yudi juga menilai pemuda Indonesia harus mengilhami semangat Proklamator RI Bung Karno dalam mengimplementasikan visi bernegara.

Bung Karno dan bapak bangsa lainnya, menurut Yudi, mampu melihat peluang untuk kemerdekaan RI di tengah gejolak dan tarik-menarik kepentingan kolonialisme.

"Jadi apa artinya 1 Juni soal pertahanan dan keamanan. 1 Juni ini satu khitah soal fitrah tentang apa yang kita maksud sebagai perjuangan. Dalam perjuangan itu bukan hanya bicara kekuatan berkelahi, tetapi kekuatan visi bersama, untuk bersatu" katanya.

Dekan FKN Unhan RI Marsekal Muda Syamsunasir memandang acara ini bisa semakin memperkokoh semangat dan persatuan bangsa. Selain itu, dia mengharapkan bisa menunjukkan kepada bangsa lain bahwa Indonesia bisa bersatu dengan Pancasila.

"Untuk menjalin persatuan dan kesatuan negara. Jadi momen ini kami buat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa di dunia bisa melihat bahwa Indonesia bisa bersatu di bawah Pancasila," kata Syamsunasir. 

Sementara Mahasiswa S3 Unhan Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya berharap acara ini bisa membangkitkan semangat generasi muda. 

"Semangat kepeloporan kita bagi generasi muda. Di Universitas Pertahanan, kami diajarkan untuk membangun konsepsi, strategi pertahanan yang khas Indonesia. Semangat ini memberikan jiwa kepimpinan kami dalam Pancasila," ungkap Hasto. 

Dia mengharapkan Pancasila bisa menjadi ideologi dunia dan menjadi jalan tengah solusi berbagai konflik-konflik yang terjadi.

Mahasiswa S3 Unhan Cecep Hidayat menambajkan bahwa 1 Juni adalah fitrah dalam perjuangan Indonesia.

"Pancasila adalah dasar simpul segala keragaman. Kombinasi dari segala kekuatan visi yang beragam. Semua menemukan momentumnya pada 1 Juni," kata Cecep. 

Dia menganggap Pancasila sebagai jiwa bangsa, dasar daripada Indonesia merdeka, dan sekaligus pandangan Indonesia bagi dunia menjadi dasar keseluruhan kebijakan pemerintahan  

"Bahwa Pancasila sebagai falsafah bangsa, memberikan landasan terhadap seluruh kebijakan  pemerintahan negara termasuk di dalamnya pertahanan negara," tutur Cecep saat menyampaikan kesimpulan seminar itu. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Cendekiawan Muda Yudi Latif menyampaikan harapan kepada TNI di tengah kondisi perpecahan anak bangsa saat ini. Dia juga menginginkan Universitas Pertahanan (Unhan) bisa menjadi pusat pembumian semangat Bung Karno dan Pancasila.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News