Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali

Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali
Suasana di bekas markas Pasukan M, di Desa Peh Manisturu, Jembrana, Bali. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Dusun Peh, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali terletak di sebelah kiri jalan raya. Alamnya berbukit-bukit. Di sinilah Pasukan M pertamakali bermarkas sesampai di Bali.

Peh agak jauh dari jalan raya. Posisinya di ketinggian. Pasukan M memilih bermarkas di sini, karena lokasinya sukar didatangi musuh. Kalaupun musuh datang menyerbu, kontur alamnya memungkinkan untuk mengadakan gerakan menghindar. Sebaliknya, bila ingin menyerbu, posisi di Peh sangat menguntungkan. 

"Dari segi kemiliteran, Peh memang cukup baik dijadikan markas," kata Kepala Dinas Sejarah Mabes TNI AL, Ronny Turangan, kepada JPNN.com.

Selain faktor alam, penduduk Peh menyambut baik kedatangan pasukan dari Jawa ini. Kebanyakan penduduk Peh memang berasal dari Jawa. Sehingga bantuan makanan dan informasi bisa didapat dengan baik. 

Sejumlah tokoh masyarakat seperti I Nyoman Rispa (Kepala Desa Mansitutu), I Nengah Dedeh/Pan Senda, I Gede Surem/Sri Empu dari Kaliakah, I Wayan Suma dan Pan Jelun dari Berangbang bergabung pula dengan Pasukan M di Banjar Peh. 

Ada pula I Nyoman Suka (Pimpinan S 10), I Dewa Nyoman Teges (ex Wakil Komandan Kompi TKR Negara), I Gusti Putu Dwinda (Pimpinan BPRI Desa Jembrana) dan I Nyoman Nirba (eks Ketua BKR Jembrana).

Mereka orang-orang berpengaruh dan ikut menggerakkan rakyat Bali mendukung kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan Bung Karno dan Bung Hatta. 

Konsolidasi langsung dilakukan. Rapat yang dipimpin Kapten Markadi itu memutuskan menyerbu tangsi Belanda di Negara, pada hari Sabtu, 11 April 1946.

SETELAH berhasil memenangkan pertempuran laut di Selat Bali, Pasukan M bersama pejuang Bali menggelar upacara bendera pada 18 April 1946.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News