Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali

Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali
Suasana di bekas markas Pasukan M, di Desa Peh Manisturu, Jembrana, Bali. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Mata-mata

Rentang waktu jelang penyerangan ke Negara, pasukan yang bermarkas di Peh menangkap dua orang mata-mata. Keduanya diringkus karena kedapatan memasang tanda-tanda arah berupa anak panah di setiap pengkolan jalan menuju markas Peh.

Dua mata-mata itu masing-masing bernama I Ketut Nuryana dan Anak Agung Sena. Usianya masih sangat muda. Istilah masa kini; ABG alias anak baru gede. 

Mereka diserahkan kepada Kapten Markadi. Sang pimpinan tidak serampangan. Dia tak langsung marah-marah menghardik menghantam tanah. 

Kapten Markadi memanggil I Nyoman Suka dan I Nyoman Nirba untuk dimintai pendapat. Setelah berembug, kedua remaja tersebut diserakan sepenuhnya kepada I Nyoman Suka dan I Nyoman Nirba. 

Atas berbagai pertimbangan, dua remaja yang kelihatan masih anak-anak dan lugu itu dibebaskan dari hukuman. Para pejuang di Peh menilai, kalaupun memang bersalah, mereka hanya diperalat oleh orang lain yang merupakan kaki tangan Belanda. 

Maka kedua remaja itupun diajak bergabung dan masuk pasukan sektor Negara yang dipimpin I Nyoman Suka. Hal itu disetujui Kapten Markadi. 

Menyergap Belanda

SETELAH berhasil memenangkan pertempuran laut di Selat Bali, Pasukan M bersama pejuang Bali menggelar upacara bendera pada 18 April 1946.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News