Yuk Simak Ulah Penyelundup Prancis Sebelum Nonton Laga Eropa…

Yuk Simak Ulah Penyelundup Prancis Sebelum Nonton Laga Eropa…
Patung Pierre Poivre. Foto: Dok.Wikimedia.

Dengan hanya satu lengan, karir misionaris alumni lembaga pendidikan Missions Etrangeres di Paris tersebut bermasalah. Dia tak dapat mentasbihkan roti suci.

Sesampai di Batavia, sebagaimana ditulis Bernard Dorleans dalam buku Orang Indonesia & Orang Prancis, kapal rampasan itu dilego ke pihak Belanda. Para tawanan dilepas begitu saja.

Spionase di Batavia

Empat bulan lamanya Poivre luntang-lantung di Batavia.

Entah susuk apa yang dipakainya, dia diberi tumpangan, sembari memulihkan luka. Bahkan ada wanita yang kerap memberinya uang.

Berbekal uang itu, pria 26 tahun tersebut mulai melancong, meluaskan pergaulan. Hiruk-pikuk Batavia sebagai bandar rempah-rempah terbesar di dunia segdra menginspirasi. 

"Dalam banyak perbincangan, orang-orang pun tak khawatir berbagi informasi dengan si cacat," tulis Jack Turner dalam buku Sejarah Rempah.

Poivre pun memainkan lakon spionase. Mendulang informasi sebanyak-banyaknya. Hingga dia paham betul betapa kuat dan ketatnya kendali dagang Belanda atas rempah-rempah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News