Zahran Hashim, Corong Kebencian yang Dalangi Teror Paskah Sri Lanka

Zahran Hashim, Corong Kebencian yang Dalangi Teror Paskah Sri Lanka
Zahran Hashim, pendiri National Tawheed Jamaath yang melakukan serangan bom di Sri Lanka pekan lalu. Foto: YouTube

jpnn.com - Sahlan Khalil Rahman, sekretaris kelompok pengawas masjid Sufi di Kattakundy, Sri Lanka, meyakini bahwa bibit-bibit radikalisme muncul sejak lama. Kattankudy merupakan basis National Tawheed Jamaath (NTJ), kelompok ekstrem yang diklaim bertanggung jawab atas serangan Paskah lalu. Kota itu juga merupakan kampung halaman Zahran Hashim, pendiri NTJ.

Hashim punya reputasi sebagai corong Islam radikal di kota tersebut. Pada 2012, dia mendirikan masjid sendiri. Saat itu Rahman mengajukan keluhan. Mereka melaporkan Hashim telah menyebarkan ajaran sesat.

"Dia berusaha mengubah para sufi menjadi wahabi," tegasnya. Dia pun dilaporkan kepada polisi. Tapi, laporan tersebut ditolak.

"Saat itu masalah yang terjadi adalah perselisihan paham. Kami tak melihat masalah besar yang ditimbulkan Hashim," ujar Ariyabandhu Wedagedara, kepala kepolisian Kattankudy saat 2012, dilansir NDTV.

BACA JUGA: Sri Lanka Mencekam, Banyak Masjid Tak Gelar Jumatan

Bulan lalu intelijen India sudah mengingatkan ada rencana penyerangan. April ini sudah tiga kali mereka mengingatkan. Menurut sumber tepercaya, otoritas India menemukan video Hashim di sarang rahasia ISIS.

Beberapa anggota inti pun sudah diidentifikasi. Misalnya, dua anak konglomerat pedagang rempah Mohammad Yusuf Ibrahim. Kakak beradik itu ikut aksi di Cinnamon Grand dan Shangri-La. Sementara itu, Ibrahim sudah ditangkap untuk diinterogasi.

Namun, tetap saja otoritas Sri Lanka kebobolan. Kepala Kepolisian Sri Lanka Pujith Jayasundara dan Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando terpaksa mundur. Mereka disalahkan karena tak segera menyebarkan informasi ancaman itu.

Kattankudy merupakan basis National Tawheed Jamaath (NTJ), kelompok ekstrem yang diklaim bertanggung jawab atas serangan Paskah lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News