Zona Perdagangan Bebas Batam Perlu Dievaluasi
Minggu, 21 April 2013 – 01:30 WIB

Zona Perdagangan Bebas Batam Perlu Dievaluasi
Ditanya tentan tudingan bahwa pemerintah pusat hanya setengah hati memberikan status FTZ ke BBK, dengan lugas Bachrul menampiknya. Meski demikian ia mengakui tidak semua kewenangan pusat dalam pengaturan di FTZ BBK bisa dilimpahkan ke daerah.
"Filosofis dasar pembentukan FTZ itu semangat otonomi daerah yang memberikan kewenangan luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Oleh karenanya tidak semua kewenangan dilimpahkan ke DK (Dewan Kawasan) dan BP (Badan Pengusahaan FTZ), salah satu contohnya ketentuan mengenai Barang yang dilarang Impor/dilarang ekspor masih diatur oleh pusat," sebutnya.
Bagaimana dengan anggapan bahwa masyarakat Batam selama ini justru tidak merasakan manfaat FTZ? Bahcrul menegaskan, mengacu pada Perpu Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas maka jangka waktu suatu kawasan ditetapkan sebagai FTZ adalah 70 tahuh. "Tentunya kita masih punya waktu untuk membenahi FTZ BBK dimaksud, sehingga tujuan pembentukan FTZ BBK dapat tercapai," tegasnya.(chi/ara/jpnn)
JAKARTA - Pemerintah pusat mengakui pelaksanaan zona perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam, Bintan dan Karimun (FTZ BBK) memang perlu dievaluasi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Legislator Minta Bank Jatim Merebut Kembali Kepercayaan Nasabah
- BPS Akui Adanya Perlambatan Konsumsi Rumah Tangga
- Harga Emas Antam Hari Ini 6 Mei 2025 Melonjak, Cek Daftarnya
- Indonesia Investment Outlook 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- Update Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini 5 Mei, Kompak Naik
- ICMI Travel dan Bank Mandiri Teken MoU Terkait Pembiayaan Umrah