Lokalisasi Ditutup, Beginilah Siasat PSK agar Tetap Bisa Layani Tamu

Lokalisasi Ditutup, Beginilah Siasat PSK agar Tetap Bisa Layani Tamu
Salah satu gang di sebuah lokalisasi di Tegal, Jawa Tengah. Foto: Teguh Mujiarto/radartegal.com

jpnn.com, TEGAL - Sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang sebelumnya menjajakan diri di lokalisasi Peleman, Tegal kini kucing-kucingan dengan petugas. Mereka bersiasat untuk tetap bisa beroperasi dan terhindar dari razia.

Kini, para PSK eks Peleman memilih mengontrak rumah ataupun tinggal di indekos. Cara itu lebih aman ketimbang tinggal di warung remang-remang atau bertahan di eks lokasi prostitusi yang masih sering dirazia.

Lilis (21) adalah salah satu contohnya. PSK asal Indramayu itu mengaku terpaksa merantau untuk mengadu nasib.

Namun, yang diraih bukanlah seperti yang diimpikan. Dia mengaku hanya bisa merasakan hasil dari prostitusi selama enam bulan.

Kini, dengan penutupan lokalisasi Peleman, banyak penghuninya harus banting setir cara tinggal di indekos atau mengontrak rumah. Menurut Lilis, langkah itu jauh lebih aman karena tinggal di indekos bisa menjalani kehidupan yang lebih tenang tanpa harus merasa cemas bakal terjaring razia.

Tapi, Lilis memang harus merogoh kocek lebih banyak karena mengeluarkan tak kurang dari Rp 500 ribu untuk membayar kamar indekos per bulan. “Tapi kami merasa jauh lebih aman,” katanya.

Selain itu, Lilis juga beradaptasi dengan warga di sekitar indekos. Sebagai contoh, dia harus mengenakan pakaian yang lebih sopan sehingga tidak terlalu mencolok.

Yang paling penting, dia hanya datang untuk menemui pelanggan ketika pesanan atau order sudah jelas. Lilis melayani tamu hanya di hotel.

Sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang sebelumnya menjajakan diri di lokalisasi Peleman, Tegal kini kucing-kucingan dengan petugas. Mereka bersiasat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News