Tujuh Etnis Batak Tertuang dalam Batik

Tujuh Etnis Batak Tertuang dalam Batik
MEMBATIK: Karyawan membatik di perusahaan batik di Jalan Letda Sujono Gang Arhalim. Foto: Donni/Sumut Pos
SEJAK UNESCO mengakui batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan khas Indonesia dua tahun lalu, batik kini tak terpisahkan dari keseharian orang Indonesia. 2 Oktober kemarin pemerintah pun menetapkan hari batik nasional. Selama ini batik identik dengan Pulau Jawa. Namun kini Sumut juga wajib berbangga karena daerah punya corak batik dari berbagai etnis.

Melangkah masuk ke dalam sebuah rumah sederhana di Jalan Letda Sujono Gang Arhalim Kiri No 1 aroma tinta menyengat. Beberapa wanita tampak sibuk mengoleskan tinta panas yang disebut lilin malam ke kain batik. Cukup teliti dan sangat berhati-hati. Beberapa diantaranya tampak merebus kain.

“Ini hari (kemarin, Red) batik ya. Orang ini malah nggak ada yang ingat,” ujar Dra Nurcahaya Nasution, pengusaha batik khas Sumut menyambut kedatangan kami dengan ramah.

Bu Nur, akrab disapa pemilik Lembaga Keterampilan Pelatihan (LKP) Saudur Sadalanan. “Ini para pekerja. Ini diambil dari bahasa Mandailing. Sama-sama sejalan artinya,” katanya saat ditanya latar belakang nama itu diambil.

SEJAK UNESCO mengakui batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan khas Indonesia dua tahun lalu, batik kini tak terpisahkan dari keseharian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News