Kini, Alunan Ngaji para Santri tak Lagi Diganggu Suara Keras Dangdut Koplo

Kini, Alunan Ngaji para Santri tak Lagi Diganggu Suara Keras Dangdut Koplo
Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

jpnn.com - KAWASAN Putat Jaya berubah sejak 18 Juni tahun lalu. Sejak lokalisasi ditutup Pemkot Surabaya, tampilan Putat Jaya layaknya kampung pada umumnya.

 

---------------
Laporan Firdha Yunizar Ramadhani, Surabaya
--------------
Memang, ada puluhan rumah karaoke tak resmi yang beroperasi. Meski tak senyaring dulu, musik dangdut masih sering terdengar di sana.

Di antara rumah karaoke itulah, terdapat sebuah pesantren. Namanya, Pesantren Yatim Dhuafa Jauharotul Hikmah. Anak-anak di lingkungan tersebut belajar mengaji di pesantren yang didirikan pada awal Februari 2008 itu.

Kondisi pesantren tersebut jauh dari kesan mewah, berbeda dengan rumah di sekitarnya yang dihiasi lampu pendar disko warna-warni. Di rumah bercat krem itu, berjajar kitab suci Alquran.

Di depan teras rumah, ada tempat wudu khusus anak laki-laki. Untuk anak perempuan, disiapkan tempat wudu di dalam rumah. Ruang utama rumah dijadikan tempat belajar mengaji.

Di samping kiri ada perpustakaan mini. Beberapa rak buku ukuran besar dan kecil tertata rapi. Rak tersebut berisi berbagai jenis buku. Mulai novel islami sampai biografi orang penting dunia.

Beberapa buku tampak dibaca anak-anak. Tangan-tangan kecil menjamah buku dengan sampul warna-warni itu. Jika waktu salat tiba, ruang yang tadinya sebagai tempat mengaji seketika berubah fungsi. Beralih menjadi ruang salat bagi anak-anak pesantren tersebut.

KAWASAN Putat Jaya berubah sejak 18 Juni tahun lalu. Sejak lokalisasi ditutup Pemkot Surabaya, tampilan Putat Jaya layaknya kampung pada umumnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News