Di Balik Kisah Tragis Maysi Angelia Putri, Tewas di Tangan Ayahnya

Di Balik Kisah Tragis Maysi Angelia Putri, Tewas di Tangan Ayahnya
Maysi Angelia Putri (tidak jilbab/depan), saat masih hidup bersama teman sekolahnya. Ia menjadi korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri. Foto: istimewa/Fajar.co.id

MAYSI Angelia Putri tewas di tangan ayahnya sendiri, Hasyruddin. Banyak kejanggalan di balik hubungan bapak-anak itu.
-----------
Asriadi-Irwan --Watansoppeng-Sengkang
----------
Maysi Angelia Putri, 19, baru pulang ke Kabupaten Soppeng Ramadan lalu. Ia meninggalkan Kalimantan untuk melanjutkan kuliah setelah menamatkan studi di SMK All Trucl Bontang.

Sayang, cita-cita tersebut belum kesampaian, maut lebih dahulu menjemputnya. Itu setelah dia dihabisi ayahnya, Hasyruddin, 40. Dia pun belum sempat mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Kota Kalong, Soppeng.
    
Sepupu korban, Ramlah, mengaku masih sempat komunikasi malam itu sebelum pristiwa tragis terjadi. Maysi meminta sepupunya menjemputnya di Sengkang malam itu.
            
“Kalau bisa terbang rasanya saya ingin balik ke Soppeng. Jemput saya,” kata Ramlah menirukan Maysi, di Jalan Kayangan, Kamis ,20 Agustus.
            
Ramlah sedikit curiga dengan sikap Maysi. Pasalnya tidak biasanya Maysi bersikap seperti itu. Apalagi saat menelepon keadaan terdengar sunyi. Tidak ada tanda-tanda orang lain di rumah itu.
    
“Saya sempat heran kenapa sunyi sekali. Tidak terdengar suara orang lain selain Maysi. Dia sepertinya ditempatkan di rumah kosong,” tambah Ramlah.
    
Ramlah menceritakan malam itu, Maysi sempat mengajaknya bekerja di Bontang. Dia ingin sekali membeli emas dari hasil jerih payahnya.
    
Kehidupan sehari-hari Maysi di Soppeng juga tidak terlalu mencolok. Dia jarang keluar rumah. Paling keluar jika bersama sepupunya, Ramlah. Termasuk hubungannya dengan lelaki sebayanya. Pihak keluarga mengaku tidak mengetahui jika dia punya kekasih di Soppeng. Apalagi baru beberapa bulan di daerah itu.
    
“Ayahnya melarang Maysi pacaran. Dia marah sekali kalau ada pria mendekati anaknya. Kami heran dengan sikap tersebut,” tambah Ramlah.
            
Tante Maysi, Ernawati menambahkan, selama tiba dari Bontang, sikap Maysi sering mencurigakan. Terutama saat menerima telepon bapaknya. Dia memilih menelepon di tempat sunyi.
    
Namun pihak keluarga tidak pernah menaruh curiga atas sikap tersebut. Itu dinilai wajar keluarga sebab antara hubungan anak dan bapak. Apalagi semua kemauan Maysi selalu dipenuhi bapaknya, Hasyruddin. Termasuk dibelikan handphone baru. HP tersebut selalu dipasangi PIN alias sandi sehingga tidak bisa dilihat isinya.
    
Ernawati menjelaskan, Maysi sering dijemput bapaknya turun ke Sengkang. Tapi sang bapak jarang menjemput langsung di rumah neneknya di Soppeng, Hania.
            
“Biar tengah malam najemput juga anaknya. Begitu pula jika mau nakasih duit, Maysi yang harus keluar,” tambahnya.
            
Ernawati menjelaskan ibu Maysi, Sumiani (bukan Suminarti) bercerai dengan Hasyruddin sejak korban masih balita. Sumiani memilih pergi ke Bontang untuk mencari nafkah. Di sana Sumiani bersama suaminya, Asdar menyediakan jasa laundry. Dari perkawinan itu Sumiani dikaruniai dua anak.
            
“Sumi meninggalkan Hasyruddin karena dihianati. Sumi sempat ikut suaminya ke Sengkang. Namun Hasyruddin pergi dan kawin dengan wanita lain,” tambah Ernawati.
            
Sumiani sudah mewanti-wanti pihak kelurga untuk melarang Maysi berhubungan dengan bapaknya. Sumi seperti punya firasat jika bakal terjadi apa-apa.***

 


MAYSI Angelia Putri tewas di tangan ayahnya sendiri, Hasyruddin. Banyak kejanggalan di balik hubungan bapak-anak itu. ----------- Asriadi-Irwan --Watansoppeng-Sengkang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News