10 Bulan Tanpa Insentif, Ratusan Guru Blokade Kantor Bupati

10 Bulan Tanpa Insentif, Ratusan Guru Blokade Kantor Bupati
Aksi bakar ban dan pemalangan pintu oleh ratusan guru honorer yang menuntut pembayaran insentif Januari sampai November 2017, Senin (6/11) kemarin. Foto: Selviani Bu'tu/Radar Timika

jpnn.com, TIMIKA - Ratusan guru honorer di Kabupaten Mimika kecewa, meski sudah melakukan aksi di depan kantor pusat pemerintahan Mimika, Senin (6/11). kemarin.

Tidak adanya kepastian dari Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dalam membayar hak mereka yaitu insentif, membuat ratusan guru honorer yang didominasi ibu guru itu terpaksa menelan rasa sakit hati.

Sebelum aksi kemarin, para guru honorer hanya menggelar aksi di depan Kantor Dispendasbud. Namun mereka akhirnya meluapkan kekecewaan serta sebagai bentuk aksi protes kepada pemerintah dengan memblokade akses keluar masuk kantor pemerintahan kabupaten.

Aksi bakar ban di kedua pintu gerbang kantor mewarnai aksi para guru. Pagar juga ditutup rapat sehingga akses lumpuh total. Pegawai hingga masyarakat yang hendak keluar tertahan di dalam kompleks kantor. Kendaraan truk yang mengangkut material timbunan pekerjaan juga tertahan dan tidak bisa beroperasi.

Awalnya, puluhan guru datang dengan tertib mengikuti apel pagi. Mereka pun diberi ruang dan membentuk barisan tersendiri. Seperti pegawai lainnya, mereka mengikuti apel dari awal hingga akhir. Sebenarnya mereka sangat berharap yang memimpin apel adalah Bupati Mimika, Eltinus Omaleng agar bisa mendapat jawaban langsung.

Namun rupanya tiga pucuk pimpinan Pemda Mimika mulai dari Bupati, Wakil Bupati serta Sekda tidak hadir. Kadispendasbud, Jeni Usmani pun tidak ada. Yang memimpin apel Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Christian Karubaba.

Usai apel, guru menuju Kantor Dispendasbud. Sayangnya tak ada pejabat yang ditemui. Mereka pun akhirnya menduduki kantor. Tak hanya itu, mereka membakar ranting pohon di jalan dekat Kantor Dispendasbud. Tidak puas sampai disitu, mereka lanjut hingga menutup kedua pintu masuk dan keluar kantor pemkab.

Berbagai upaya dilakukan pihak kepolisian agar pintu dibuka tapi para guru tetap bertahan sampai adanya kepastian hak mereka dibayarkan. Perdebatan alot bahkan sempat diwarnai adu mulut oleh para guru dengan beberapa warga yang geram karena tertahan dalam kompleks kantor.

Aksi bakar ban di kedua pintu gerbang kantor bupati mewarnai aksi para guru honorer menuntut insentif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News