100 Dokter Meninggal Ketika Menangani Covid-19, Begini Respons Mufida

100 Dokter Meninggal Ketika Menangani Covid-19, Begini Respons Mufida
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurniasih Mufidayati menyebut pemerintah seharusnya tidak salah fokus menangani Covid-19.

Terutama, usai muncul kabar 100 dokter yang menangani Covid-19 meninggal dunia.

Dia menjelaskan, data dari Pandemic Talks menyebut Indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN) karena covid-19 di Indonesia mencapai 223, yang berarti memiliki dampak kematian nakes terburuk di dunia.

"Semua komponen bangsa harus bangun dari zona amannya, bahwa seolah kita tidak apa-apa. Bahwa ekonomi jauh lebih penting dari kesehatan. Jangan lagi pemerintah menyebut wafatnya nakes kita karena tidak disipin. Adakah empati disana?" ujar Mufidayati dalam keterangan resminya kepada awak media, Selasa (1/9).

Mufida, sapaan Kurniasih Mufidayati juga mengingatkan, saat ini daya tampung rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 sudah penuh. Jakarta merilis per Jumat 28 Agustus 2020 kapasitas ruang isolasi dan ICU di RS rujukan sudah terisi sekitar 70 persen.

"Dokter dan perawat terus berguguran dan kapasitas ruang perawatan Covid hampir 100 persen. Bisa dibayangkan apa yang selanjutnya terjadi?" papar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

Mufida pun meminta perlu langkah cukup revolusioner dan eksponensial dari pemerintah agar jumlah konfirmasi positif dan angka kematian akibat Covid-19, bisa menurun.

Di sisi lain, dia memahami program pemulihan ekonomi nasional yang terpukul akibat pandemi. Kebijakan untuk pemulihan ekonomi sudah dilaksakan dengan alokasi annggaran yang besar.

Mufida menilai pemerintah tidak bisa lagi mengutamakan ekonomi ketika banyak dokter meninggal dunia saat menangani Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News