110 Bangunan di Honipopu Ambon Terbakar, 291 Warga Mengungsi

110 Bangunan di Honipopu Ambon Terbakar, 291 Warga Mengungsi
Para pengungsi kebakaran di ruang tunggu pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Provinsi Maluku, Selasa (16/5/2023) (FOTO ANTARA/DedyAzis)

Mereka tidur dengan kondisi seadanya beralaskan kardus bekas dan baliho yang diambil di pinggir jalan. Sebagian besar pengungsi tersebut merupakan perempuan dan anak-anak.

Namun, para pengungsi tersebut hanya diberi waktu 1 x 24 jam untuk menempati ruang tunggu pelabuhan.

Saleh mengungkapkan saat ini warganya yang terdampak akibat musibah kebakaran itu membutuhkan sejumlah bantuan mulai dari pakaian, makanan, selimut, hingga obat-obatan.

"Tadi pejabat wali kota Ambon sudah datang untuk memberikan bantuan berupa makanan dan bahan pokok. Kata beliau,  rencananya kami akan dipindahkan ke gedung putih di belakang Ambon Plaza untuk dijadikan posko pengungsian yang layak," katanya.

Salah satu pengungsi, Nursiah mengaku harus merelakan toko kelontong miliknya akibat kebakaran yang terjadi.

"Saya punya toko kelontong, tetapi tidak sempat selamatkan barang-barang dagangan. Jadi, sudah terbakar semua," ungkapnya.

Sebelumnya, kebakaran hebat menghanguskan sejumlah bangunan ruko dan rumah warga di kawasan Belakang Kota, Kelurahan Honipopu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Ambon Edwin Pattikawa mengakui kebakaran hebat itu dipicu oleh terbakaranya mobil.

Kebakaran menghanguskan 110 bangunan yang terdiri dari rumah warga, pertokoan dan indekos di kawasan Belakang Kota, Kelurahan Honipopu, Ambon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News