16 Bulan Rodrigo Duterte jadi Presiden, Aman tapi Mencekam

16 Bulan Rodrigo Duterte jadi Presiden, Aman tapi Mencekam
Angkutan kota khas Filipina Jeepney, menenuhi jalanan di kawasan Roxas Boulevard, Pasay, Metro Manila. Kawasan ini dianggap salah satu titik paling tidak aman di Manila. Foto: Ainur Rohman/Jawa Pos

”Coba saja kita malam-malam berjalan-jalan di kawasan tersebut. Aman-aman saja,” katanya menantang.

Saya akhirnya memenuhi permintaan Ilagan. Rabu malam lalu (18/10) saya menyusuri beberapa kawasan merah Roxas Boulevard.

Saya beberapa kali ditawari masuk ke tempat-tempat hiburan oleh perempuan-perempuan berpakaian seksi di pinggir jalan.

Saya juga diajak pemuda-pemuda yang menjadi makelar pub dan karaoke untuk mampir ke tempat mereka.

Saya juga melewati hotel-hotel mesum short time bertarif murah yang bertebaran di wilayah tersebut. Dan secara umum memang biasa saja. Mereka memang menawarkan, tetapi sama sekali tidak memaksa dan mengancam.

Namun, keamanan memang menjadi fokus utama orang-orang Filipina. Contohnya adanya satpam bersenjata yang menjadi penjaga minimarket-minimarket kecil di wilayah tersebut.

Toko-toko itu menjual bebas segala jenis minuman keras. Namun, mereka tidak mengizinkan orang-orang pembeli alkohol untuk nongkrong di dalam toko.

Ilagan menyatakan bahwa Duterte membawa dampak yang sangat besar. Namun, dia meragukan jika semua pembunuhan tersebut dilakukan polisi.

Rodrigo Duterte baru 16 bulan jadi Presiden Filipina. Manila terasa lebih aman, tapi juga mencekam. Melihat mayat bergelimpangan di jalan itu hal biasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News