190 Warga Terpapar Radiasi
600 Ribu Dievakuasi
Senin, 14 Maret 2011 – 06:15 WIB
Seorang pejabat Jepang menginformasikan bahwa 22 orang dipastikan telah terkena radiasi nuklir dalam musibah tersebut. Sementara itu, 190 warga yang sebelumnya tinggal dalam radius 10 km dari reaktor nuklir telah terpapar radiasi. Menyikapi gempa dan tsunami serta kebocoran nuklir tersebut, Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan mengakui bahwa negaranya menghadapi krisis terburuk sejak berakhirnya Perang Dunia (PD) II. Kendati begitu, dia yakin bahwa negaranya mampu mengatasi krisis akibat gempa dan tsunami tersebut.
Baca Juga:
Kan juga memastikan bahwa meskipun negaranya menghadapi krisis terburuk, masalah nuklir di timur laut Jepang itu tidak sama dengan bencana nuklir di Chernobyl, Ukraina, pada 1986. Saat itu, 4 ribu orang tewas dan ribuan lainnya terpapar radiasi. "Radiasi terjadi lewat udara. Tetapi, tidak ada laporan yang menyatakan bahwa jumlah radiasi di Jepang cukup besar," katanya seperti dikutip kantor berita Jiji Press. "Secara fundamental (krisis nuklir) ini berbeda dengan kecelakaan di Chernobyl. Kami terus bekerja untuk mencegah penyebaran radiasi," lanjut dia.
Selain krisis nuklir, korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Jepang juga terus bertambah. Stasiun TV NHK menyebut bahwa korban tewas telah melewati angka 10 ribu jiwa. Gempa dengan skala cukup kuat juga terus mengguncang Negeri Matahari Terbit itu. Jadi, korban jiwa diperkirakan terus bertambah. Terkait gempa dan tsunami itu, sekitar 600 ribu orang dievakuasi di Jepang dalam tiga hari terakhir. PBB menyatakan bahwa 590 ribu orang dievakuasi. Selain karena gempa dan tsunami, sejumlah lainnya dievakuasi untuk mencegah dampak radiasi nuklir.
"Sekitar 380 ribu orang dievakuasi dari tsunami dan gempa yang menerjang sejumlah daerah. Mereka telah ditempatkan ke 2.050 tempat penampungan," ungkap juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Masalah Kemanusiaan (OCHA). Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa pemerintah Jepang juga mengevakuasi 210 ribu warga yang tinggal dalam radius 20 km sekitar reaktor nuklir Fukushima.
TOKYO - Darurat nuklir yang terjadi di Jepang setelah gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami pada Jumat lalu (11/3) belum reda.
BERITA TERKAIT
- Hamas Masih Berharap Mencapai Kesepakatan Damai dengan Israel
- Tolak Tawaran Damai, Israel Sebut Tuntutan Hamas Keterlaluan
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Jakarta Futures Forum Bahas Visi Jangka Panjang Indonesia-India di Dunia Internasional
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini