1997, Rupiah Melemah juga Usai Petinggi IMF Datang, Ada Apa?

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Adrianto menuturkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, cukup krusial dalam postur APBN, dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan anggaran.
Namun, dia menilai, pelemahana nilai tukar rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Sehingga belum perlu melakukan penyesuaian asumsi makro dalam APBN 2018.
“Asumsi kurs tersebut juga dibutuhkan untuk menghitung pos-pos penerimaan dan pengeluaran dalam APBN yang nilai awalnya mengacu pada dolar AS, seperti penerimaan pajak perdagangan internasional dan penerimaan negara bukan pajak dari kegiatan eksplorasi migas, belanja subsidi energi, serta pembayaran bunga dan pokok utang luar negeri. Tapi pergerakan nilai tukar kami lihat bersifat temporer sebagai respon dari dinamika eksternal,”katanya pada Jawa Pos, kemarin. (rin/jun/vir/ken/oki)
Khafid Sirotuddin mengatakan, pada 1997 rupiah juga mengalami pelemahan setelah kehadiran salah satu direktur IMF.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, HPM Optimistis Bisa Jaga Harga Mobil
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5%, Ekonom Bilang Begini
- Proyeksi IMF, Indonesia Peringkat 7 PDB Terbesar Dunia pada 2025
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini