2 Anak Madrasah Berpacaran, 4 Hari Kemudian, Oh, Terjadilah

2 Anak Madrasah Berpacaran, 4 Hari Kemudian, Oh, Terjadilah
Suhaimi dan Nur Herawati, pasutri yang memutuskan merariq kodek Dusun Montong Praje Timuq Desa Pengenjek, Pringgarata Loteng, Selasa (15/9). Foto: Dedi/Lombok Post

Ibunya Rahimin dan bapaknya meninggal dunia, sejak Suhaimi duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.

Sejak itulah, keduanya kurang mendapatkan perhatian lengkap dan lebih, dari kedua orangnya masing-masing.

Sehingga mereka memutuskan ingin berkeluarga, punya anak dan ingin hidup mandiri. Tidak mau bergantung lagi dengan orang tua.

Suhaimi sudah belajar mandiri. Dia bekerja sebagai pedagang di beberapa pasar tradisional di Gumi Tatas Tuhu Trasna.

Dia menjual sandal, sabun, dan perlengkapan rumah tangga.

Pekerjaan itu digelutinya sejak bapaknya dan tiga kakaknya meninggal dunia. Suhaimi menjadi tulang punggung keluarga.

Kini, dia tinggal bersama ibunya di Dusun Montong Praje Timuq Desa, Pengenjek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.

Rumah berlantai semen, beratapkan genting dan dinding yang terkelupas, menjadi saksi perjalanan hidupnya.

2 Anak madrasah itu akhirnya tukar nomor telepon. Komunikasi berlanjut hingga mereka pun ketemu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News