2 Nakhoda WNI Diculik Perompak Filipina

2 Nakhoda WNI Diculik Perompak Filipina
Menlu Retno Marsudi. Foto: dok/JPNN.com

Terkait para penyandera, dia mengaku sedang mencari identitas mereka. Indonesia pun meminta informasi dari penasihat perdamaian presiden Filipina terkait dugaan bahwa kelompok bersenjata itu merupakan bagian dari kelompok Abu Sayyaf. 

Hal tersebut juga diperkuat temuan sementara satgas perlindungan dari Konsulat Jenderal RI Kinabalu. ''Kami sudah menghubungi semua pihak terkait, termasuk enam WNI ABK yang selamat dari aksi pembajakan tersebut,'' ujarnya. 

Dia menceritakan, kelompok tersebut menjarah semua barang berharga dan menculik kapten dari dua kapal korban itu. Setelah aksi tersebut, korban selamat mengaku melihat 5 orang dari kelompok bersenjata serta 2 sandera lari ke arah Tawi-Tawi, Filipina Selatan. Karena itu, pemilik kapal juga menunggu adanya komunikasi dari perompak.

Dia mengaku sudah meneruskan imbauan dari pemerintah RI kepada ABK WNI di Sabah untuk tidak melaut sampai situasi kondusif. 

''Kami sangat khawatir dengan kondisi ABK WNI di sini yang mencapai 6 ribu jiwa. Sebab, wilayah yang rawan itu memang kaya ikan,'' jelasnya.

Sementara itu, Komandan Keamanan Timur Sabah Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid mengatakan, tiga anggota kelompok bersenjata itu memakai seragam dan dua lainnya berpakaian sipil. 

"Mereka mematikan peralatan komunikasi. Termasuk sistem GPS dari kapal-kapal nelayan itu," katanya seperti dikutip The Strait Times. 

Dia meyakini para penculik berasal dari salah satu pulau di Tawi-Tawi dan ditengarai tidak terkait kelompok Abu Sayyaf. (bil/c6/oki)


SABAH - Warga Negara Indonesia kembali menjadi korban penyanderaan. Kali ini dua kapten kapal penangkap ikan berbendera Malaysia asal Indonesi, disandera


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News