3 Alasan Rapid Test Masih Dibutuhkan

3 Alasan Rapid Test Masih Dibutuhkan
Kegiatan rapid test massal BIN. Foto: Dok Humas BIN

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi kesehatan dr Christian Silman mengatakan bahwa pelaksanaan rapid test atau tes cepat secara massal untuk melacak penyebaran penyakit menular Covid-19 masih dibutuhkan.

Menurutnya, walaupun validasi kondisi pasien terhadap Covid-19 hanya bisa dihasilkan dari tes PCR, rapid test tetap penting dan harus dilakukan paling awal.

"Rapid test masih dibutuhkan. Mengapa? Rapid test sangat membantu screening masyarakat terutama di daerah- daerah yang belum bisa melakukan tes PCR secara masif," kata Christian, di Jakarta, Kamis (23/7).

Christian menjelaskan, ada tiga alasan kenapa rapid test tetap harus dilakukan. Pertama, meski sudah banyak mesin PCR, tetap terbatas. "Jadi tidak mungkin dan tidak direkomendasikan seluruh penduduk di Indonesia dilakukan uji swab dengan mesin-mesin PCR," ujarnya.

Kedua, jelas dia, untuk mengetahui prevalensi sebagai basis data epidemiologi seberapa banyak orang di Indonesia yang telah dan sedang terkena Covid-19.

Ketiga, untuk menekan beban biaya sistem kesehatan. "Rapid test dengan hasil yang positiflah yang akan dilanjutkan ke tes PCR sebagai konfirmasi," terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa rapid test tidak berbahaya jika dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.

"Jangan salah paham, rapid test, apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan menggunakan standar operasional yang diyakini oleh tenaga medis, tidak berbahaya. Justru, akan membantu diri kita, orang lain, dan pemerintah," jelasnya.

Menurut praktisi kesehatan, rapid test atau tes cepat untuk melacak penyebaran virus corona atau Covid-19, masih dibutuhkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News