32 Terduga Teroris Menjalani Deredikalisasi
Dia menjelaskan, ada beberapa tahap pemeriksaan yang dilakukan. Terutama melalui pemeriksaan assesment dan psikologis. Setelah itu, pemerintah akan melakukan intervensi treatment atau perlakuan khusus kepada pihak yang terpapar.
Sesuai pengalaman Balai AMPK yang pernah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap kasus bom Surabaya, balai sudah memberikan tampilan pendidikan yang berbeda kepada anak pelaku.
”Balai memberikan edukasi berupa tayangan film yang tidak pernah ditonton mereka. Contohnya, kepahlawanan, cinta, kehidupan, dan tentang perbedaan,” ujarnya.
BACA JUGA: Oknum Polwan Diduga Terpapar Paham Radikal Diterbangkan ke Maluku
Menurut Neneng, orang yang terpapar radikalisme disebabkan beberapa faktor, seperti melarikan diri dari fakta dan konflik dalam keluarga. Mereka bisa dari berbagai latar belakang.
Mengubah pandangan dan paradigma radikalisme sangat tidak mudah. Apalagi mengubah persepsi terhadap orang yang terpapar paham tersebut.
”Di Jakarta, biasanya anak yang sudah terpapar radikalisme memerlukan hampir satu bulan, bahkan satu tahun. Selain itu, anak-anak kasus bom Surabaya hampir setahun. Ini tergantung integrasi semua elemen terkait,” katanya.
BACA JUGA: Cegah Radikalisme dengan Wawasan Kebangsaan
Anak terduga teroris merupakan bagian dari masyarakat yang harus diberikan kesempatan pemulihan.
- Lawan Konten Radikal di Internet, BNPT Ajak Semua Pihak Sebar Narasi Moderat
- Bergerak ke Boyolali, Tim Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris
- 148 Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi Kelompok JII dan JAD
- Terduga Teroris di Tangerang Itu Penjual Kopi Keliling, Dikenal sebagai Sosok Dermawan
- Begini Keseharian Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Ngawi
- Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sragen