5 Kesalahpahaman yang Rusak Reputasi Vape, Ini Faktanya

5 Kesalahpahaman yang Rusak Reputasi Vape, Ini Faktanya
Ilustrasi pengguna vape. Foto: Philip FONG / AFP

Selain kadar kimia yang lebih rendah, menggantikan rokok dengan vape juga sudah terbukti dapat mengurangi risiko kesehatan organ secara signifikan.

4. Adiksi Pada Vape

Studi yang dilakukan oleh Research Square LLC pada pengguna vape dan rokok di Amerika Serikat membuktikan bahwa vape memiliki potensi penyalahgunaan lebih rendah daripada rokok konvensional.

Tidak hanya itu, penelitian Research Square LLC juga menunjukkan bahwa kemungkinan individu mengalami kecanduan terhadap vape jauh lebih kecil dibandingkan dengan individu yang menggunakan rokok konvensional.

?Penelitian yang diterbitkan pada 2022 itu juga mendukung argumen bahwa vape terbukti lebih efektif dalam membantu mengurangi kebiasaan merokok, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan produk seperti nikotin patch yang digunakan pada kulit dan permen karet nikotin.

5. Asap Vape

Mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh National Center for Biotechnology Information di Amerika Serikat menjelaskan bahwa hasil emisi vape memiliki kadar bahan kimia yang lebih sedikit ketimbang dengan asap rokok.

Emisi asap rokok juga bertahan lebih lama dibandingkan dengan vape (sekitar 20-40 menit), sedangkan aerosol vape akan menghilang dalam kurun waktu kurang dari 2 menit.

Sejauh ini menurut National Health Service UK, belum ada bukti kuat bahwa aerosol vape dapat membahayakan orang di sekitar

Ahli toksikologi Universitas Airlangga Shoim Hidayat juga membeberkan bahwa kandungan vape lebih rendah risiko ketimbang dengan rokok konvensional. Shoim menjelaskan bahwa kandungan TAR (Total Aerosol Residue) yang biasa ditemukan pada rokok, tidak terdapat dalam vape.

Menurut data yang dilansir Global Adult Tobacco Survey, pada 2021 saja tercatat sudah ada lebih dari enam juta pengguna vape di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News