592 Warga Jakbar Terjangkit HIV

Butuh Peran Aktif Masyarakat untuk Mencegahnya

592 Warga Jakbar Terjangkit HIV
592 Warga Jakbar Terjangkit HIV
Sukarno juga meminta pengurus RT dan RW untuk tidak segan-segan dan tidak henti-hentinyanya melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak berperilaku yang dapat mengakibatkan terkena HIV/AIDS. “Karena  Penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan. Kalaupun diobati untuk bertahan hidup,” tukasnya.

Untuk melakukan mencegahan penyebaran penyakit ini, 6 puskesmas tingkat kecamatan sudah bisa memberikan pelayanan menangani penderita HIV/AIDS. Yakni, di Puskesmas Kecamatan Tambora, Tamansari, Grogol Petamburan, Cengkareng, Kebon Jeruk. ”Kecuali Puskesmas Kecamatan Palmerah dan Kembangan belum ada,” jelas Sukarno.

Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Barat Parwathi menjelaskan, untuk pengobatan HIV/AIDS di 6 puskesmas di Jakarta Barat, retribusinya ditetapkan Perda nomor 1 tahun 2006. Pemeriksaannya dilakukan secara berjenjang melalui Valentry Conseling Testing (VCT). ”Karena inkubasi penyakit ini cukup lama sekitar 5 sampai 6 tahun. Setelah kekebalan tubuh makin menurun dengan gejala diare atau batuk tidak sembuh-sembuh,” jelasnya.

Kabid Promosi dan Pencegahan KPAP DKI John Alubwaman mengatakan, untuk menangani masalah HIV/AIDS di ibu kota dibutuhkan kesadaran masyarakat. Terutama tokoh masyarakat, tokoh agama serta perangkat pemerintahan hingga unit terkecil. “Karena mereka ujung tombak. Agar pemahaman masyarakat bisa utuh. HIV/AIDS ini belum ada obatnya. Yang harus gencar dilakukan bagaimana pencegahannya agar tidak meluas serta menangani bagi yang sudah terkena. Bukan lantas mendiskreditkan mereka yang terkena. Ini butuh peran aktif masyarakat,” katanya. (yay)


JAKARTA - Sedikitnya, 592 orang warga Jakarta Barat dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS. Angka tersebut berdasarkan data Komisi Penanggulangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News