7 Tahun Bombardir Yaman, Saudi Kini Mengaku Ingin Ciptakan Perdamaian

7 Tahun Bombardir Yaman, Saudi Kini Mengaku Ingin Ciptakan Perdamaian
Warga ibu kota Yaman, Sanaa, melihat kondisi rumah mereka setelah kawasan permukiman tersebut dibombardir semalaman oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi pada 18 Januari 2022. Foto: MOHAMMED HUWAIS / AFP

Selain itu, sejumlah penerbangan komersial dari bandara Sanaa juga diperbolehkan beroperasi.

Koalisi memberlakukan pembatasan jalur laut dan udara di daerah kekuasaan Houthi, yang menggulingkan pemerintahan yang diakui internasional di ibu kota Sanaa pada akhir 2014. Selang beberapa bulan, koalisi lantas turun tangan.

Gencatan senjata nasional diperlukan untuk memulai kembali perundingan politik yang mandek untuk mengakhiri konflik yang menelan ratusan ribu korban jiwa dan membuat 80 persen penduduk Yaman bergantung pada bantuan.

"Kami ingin menciptakan atmosfer positif dan dinamis yang mendorong Yaman menuju perdamaian. Tidak akan ada perdamaian tanpa dialog dengan kelompok Houthi," kata pejabat Arab Saudi, yang negaranya menjadi tuan rumah sekutu Yaman dalam pembicaraan yang didukung Dewan Kerja Sama Teluk di kerajaan tersebut.

Houthi enggan melakukan pembicaraan karena tidak berada di negara yang netral. (ant/dil/jpnn)

Selama tujuh tahun terakhir, koalisi pimpinan Arab Saudi membombardir Yaman dengan dalil memerangi kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News