99 pCt v 1 pCt

Oleh: Dahlan Iskan

99 pCt v 1 pCt
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ini sama sulitnya dengan menganalisis peristiwa di dalam negeri ini: mengapa Novel Baswedan dkk beneran ditarik ke Polri. Mengapa pula atasan tertinggi mereka di KPK, Firli Burli, juga ditarik kembali ke Polri –dua hari lalu.

Baca Juga:

Kini atasan yang mereka protes itu dan para bawahan yang memprotes itu, sama-sama ada di Polri.

Yang terjadi di Tiongkok juga rumit. Masalahnya menyangkut filsafat negara yang sangat mendasar: tujuan bernegara. Tegasnya: untuk apa negara ada.

Tujuan bernegara itu, di sana, dirumuskan dalam dua kata: Mimpi Tiongkok. Seperti yang dilontarkan Presiden Xi Jinping di awal jabatannya dulu.

Namun, apa itu Zhong Meng, tidak segera jelas. Xi Jinping masih memprioritaskan dulu terwujudnya dasar-dasar untuk bisa melahirkan mimpi itu.

Sampai sekarang banyak yang mengira tujuan Tiongkok ialah ini: untuk menjadi negara superpower nomor 1 di dunia. Mengalahkan Amerika. Dan itu kian dekat. Diperkirakan akan terjadi di sekitar tahun 2030.

Baru dua-tiga bukan terakhir saya mendapat bocoran lebih jelas. Ternyata tujuan Tiongkok lebih jauh dari itu.

Menjadi nomor 1 itu hanya hasil sampingan. Tujuan utamanya ialah Mimpi Tiongkok: sejahtera dan harmoni.

Indonesia memang bisa lebih bangga: perbedaan kaya-miskinnya tidak semencolok Tiongkok –berdasarkan indeks Gini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News