99,2 Persen

Oleh: Dahlan Iskan

99,2 Persen
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bisa jadi yang 0,8 persen itu hanya tidak terlihat punya antibodi. Padahal bisa saja sebenarnya mereka sudah punya. Hanya tidak terbaca di lab.

Seseorang yang sudah divaksin pasti sudah punya antibodi. Begitu juga yang sudah pernah terkena Covid. Antibodi itu tidak terbaca lab setelah lewat enam bulan. Padahal antibodi itu tetap tersimpan di memori tubuh. Tidak akan hilang. Puluhan tahun.

Kalau kelak tertular virus yang sama, barulah antibodi itu keluar secara otomatis.

Itulah sebabnya, ia termasuk yang tidak setuju vaksin booster. Hanya buang uang. Tapi...ia lantas tertawa. "Siapa tahu berpahala," ujarnya. Bisa membuat banyak orang senang –para pedagang vaksin.

Kenapa yang diteliti hanya 2.100 responden?

Tentu karena angka itu sudah memenuhi kaidah penelitian yang benar. Juga supaya cepat: mereka kan harus diambil darah untuk diperiksa di lab.

Sang peneliti, kini sudah selesai memeriksa berbagai virus Covid. Ia sudah bisa tahu perbedaan virus Wuhan yang dari Tiongkok, virus Delta yang dari India, dan virus Omicron yang dari Afrika Selatan.

Ia menyimpan semua koleksi virus itu di lab khusus yang diperbolehkan untuk itu.

Itu pasti berlebihan. Omicron bukan Tuhan. Juga bukan pemerintah yang rajin mendorong vaksinasi. Berita gembiranya: seluruh dunia kemarin tahu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News